Harianjogja.com, JOGJA-Pedagang Pasar Demangan bersedia ditata, tetapi belum siap jika harus libur sementara selama proses penataan. Hal itu terkait dengan rencana revitalisasi Pasar Demangan yang digulirkan Pemerintah Kota Jogja.
Ketua Paguyuban Pasar Demangan Umi Suharto mengatakan, rencana revitalisasi Pasar Demangan sudah sejak beberapa tahun lalu digulirkan, namun belum ada kesepakatan bersama di antara para pedagang. Sebab, kata dia, revitalisasi itu mengharuskan pedagang libur sementara. “Kalau harus libur tidak mungkin apalagi libur sampai setahun,” kata Umi, Selasa (6/2/2018).
Umi mengatakan, dalam penjajakan pendapat soal rencana revitalisasi yang difasilitasi lurah pasar, sebanyak 55% pedagang belum setuju, dan hanya 455 yang setuju. Pihaknya sempat mengusulkan agar Pemerintah Kota Jogja menyediakan lahan sementara untuk berjualan selama proses penataan.
Lokasi sementara yang diusulkan itu di antaranya, halaman kantor RRI Gejayan, dan lahan milik warga yang lokasinya berada di sisi utara pasar. Namun, usulan tersebut sampai kemarin belum ada tindaklanjutnya dari Pemerintah Kota Jogja.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jogja Maryustion Tonang mengatakan, revitalisasi pasar butuh komitmen semua pedagang. Ia mengakui Pasar Demangan merupakan salah satu pasar yang perlu direvitalisasi. Revitalisasi yang dilakukan tidak bisa setengah-setengah. “Pasar itu perlu ditingkat dan harus ada basement untuk tempat parkir karena keterbatasan lahan," kata Maryustion.
Kendati demikian, pihaknya masih belum bisa memastikan kapan revitalisasi Pasar Demangan bisa direalisasikan karena masih dalam pembahasan bersama sejumlah pihak.