Semarangpos.com, SEMARANG — DPRD Kota Semarang menganggap perlu adanya terobosan dalam pengelolaan pasar tradisional untuk mengantisipasi pasar terbengkelai atau mangkrak. "Dinas Perdagangan harus memiliki terobosan dalam mengelola pasar. Jangan sampai, pasar selesai direvitalisasi malah mangkrak," kata Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang Wachid Nurmiyanto di Semarang, Rabu (26/4/2017).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyoroti banyaknya pasar tradisional di Semarang yang sudah dibangun melalui program revitalisasi malah tidak ditempati oleh pedagang. Biasanya, kata dia, lantai atas bangunan pasar yang tidak ditempati, seperti lantai II dan lantai III karena pedagang merasa khawatir akan sepi pembeli yang enggan menjamah sampai lantai atas.
"Menurut saya, ini persoalan manajemen atau pengelolaan pasar, bukan persoalan salah desain. Artinya, butuh terobosan agar pasar tradisional tetap menyedot masyarakat untuk bertransaksi," katanya.
Mengenai kekhawatiran pedagang, kata dia, semestinya bisa disiasati dengan gencarnya promosi yang dilakukan, seperti sosialisasi terus menerus dan menyebar pamflet promosi pasar. "Sebagai contoh, di Pasar Bulu mulai lantai satu isinya pedagang apa saja, lantai dua pedagang apa saja, dan lantai tiga juga. Masyarakat akan mencari sesuai kebutuhan," katanya.
Yang jelas, simpul dia, Dinas Perdagangan harus bersinergi dengan Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) yang ada untuk menghidupkan pasar tradisional Kota Semarang dengan berbagai terobosan. "Disinergikan dengan program, seperti Semarang Great Sale [Semargres]. Jadi, di lantai ketiga ada diskon besar. Saya rasa itu akan menarik masyarakat untuk berbelanja," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengakui pedagang biasanya enggan menempati bangunan yang berlantai lebih dari dua, seperti Pasar Sampangan. "Namun, kami akan menghidupkan pasar-pasar, khususnya di lantai paling atas yang selama ini mangkrak. Kami berinisiatif merangkul pedagang baru, daripada tidak ada yang memanfaatkan," katanya.
Selain itu, kata dia, dengan menciptakan pusat-pusat keramaian di pasar, seperti kafe yang menarik banyak orang datang, sekaligus menarik orang untuk berbelanja di pasar tersebut. "Seperti di Pasar Bulu. Kami gandeng pengusaha kopi untuk buka kafe di sana. Alhamdulillah sekarang ramai. Kami rasa ini bisa menjadi percontohan untuk pasar-pasar lain," katanya.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya