Harianjogja.com, JOGJA-Sebagian juru parkir yang belum sepakat direlokasi mengancam akan menduduki Jalan Malioboro pada 4 April mendatang. Aksi tersebut sebagai bentuk protes rencana relokasi parkir kendaraan roda dua di sisi timur Malioboro ke Taman Parkir Abu Bakar Ali (ABA).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Ancaman tersebut disampaikan juru parkir saat berunjukrasa di Balai Kota Jogja, Kamis (31/3/2016). "Tanggal 4 April besok kita duduki Malioboro, apapun yang terjadi kita hadapi," kata Ketua Paguyuban Juru Parkir Malioboro, Sigit Karsana Putra.
Setelah menduduki halaman Balai Kota, sekitar setengah jam, sekitar 80an juru parkir membubarkan diri karena tidak ada yang menemui dari pika Pemerintah Kota Jogja. Sehari sebelumnya, mereka mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota (DPRD) Kota Jogja.
Dalam audiensi Rabu (30/3/2016) juru parkir ditemui sejumlah anggota dewan dan perwakilan dari Pemerintah Kota Jogja, di antaranya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Aman Yuriadijaya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh Prabowo, dan Kepala Dinas Ketertiban Nurwidi Hartana.
Namun para jukir belum menerima penjelasan Pemerintah Kota Jogja. Mereka berkukuh minta relokasi ditunda minimal sampai setelah lebaran Idul Fitri nanti. Mereka juga minta jaminan pascarelokasi masih memperoleh pendapatan yang bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Sigit menilai kompensasi sosial Rp50.000 tidak cukup untuk menghidupi keluarga jukir ditambah biaya sekolah anak-anak. Karena saat parkir di Malioboro jukir bisa memperoleh pendapatan lebih dari itu.
Sigit mengaku mendukung adanya penataan di Malioboro demi kenyamanan bersama. Namun, dia juga minta jaminan dari dampak yang akan dialami jukir pascarelokasi. Dia berharap ada jaminan beasiswa bagi anak-anak dari juru parkir. "Sebelum ada jaminan pendidikan jangan relokasi dulu," ujar Sigit.