regional
Langganan

PARIWISATA SLEMAN : Sanggrahan Besiap Menjadi Desa Wisata - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Abdul Hamid Razak Jibi Harian Jogja  - Espos.id Jogja  -  Kamis, 28 Juli 2016 - 05:40 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi Becak (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk menjadikan Sanggrahan sebagai desa wisata

Harianregional.com, SLEMAN- Minat dan keinginan masyarakat untuk menciptakan destinasi wisata baru terus bermunculan. Salah satunya, masyarakat di Dusun Sanggrahan, Purwomartani, Kalasan.

Advertisement

Menurut Kepala Dukuh Sanggrahan Marsudiyono, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk menjadikan Sanggrahan sebagai desa wisata. Persiapan yang dilakukan mulai sumberdaya manusia hingga kemasan potensi desa wisata yang akan ditawarkan. "Untuk kegiatan budaya, kami sudah memiliki banyak kegiatan. Mulai upacara adat umbul Kamulyan, tradisi ruwah dan beberapa kegiatan lainnya," jelas dia kepada Harian Jogja, Rabu (27/7/2016).

Selain kegiatan budaya, di wilayah Sanggrahan juga terdapat sejumlah kelompok seni yang juga berpotensi terlibat untuk pengembangan desa wisata. Selain kelompok kesenian Jathilan, masyarakat juga memiliki kelompok hadrah, dan beberapa kesenian lainnya. Seluruh kegiatan yang dilakukan warga tersebut diharapan mampu menarik minat wisatawan. "Selain itu, potensi wisata pertanian juga kami miliki. Ini bisa menjadi modal kami untuk menjadi desa wisata," ungkapnya.

Di wilayah Sanggrahan juga terdapat petilasan Ki Bekti Mulyo. Seorang tokoh religius yang menjadi diyakini warga memiliki keterkaitan dengan keberadaan Dusun Sanggrahan. "Ki Bekti Mulyo bersama-sama santri-santrinya, dulu, mampu menutup luapan umbul Kamulyan. Bahkan saat zaman penjajahan, daerah ini sama sekali tidak tersentuh. Penjajah melihat Dusun Sanggrahan seperti hutan, padahal banyak warga yang tinggal," cerita Marsudiyono.

Advertisement

Menurutnya, segala persiapan dusun tersebut menuju desa wisata bukan tidak mudah. Pihaknya memulai persiapan sejak lima tahun lalu. Warga, katanya, mulai melestarikan kembali budaya dan tradisi-tradisi masyarakat dengan kreasi yang ada. Sejumlah kegiatan budaya juga digelar setiap tahun untuk menarik minat wisatawan. "Sampai saat ini memang belum banyak wisatawan yang berkunjung. Masih butuh waktu, meskipun kami seriusi upaya menjadi desa wisata sejak lima tahun lalu," tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Sumadiyono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif