GUNUNGKIDUL-Pameran lukisan karya para seniman Gunungkidul di Bangsal Sewoko Projo, Wonosari, sepi pengunjung. Hari pertama dibuka Senin (24/6/2013), baru beberapa pengunjung yang datang ke lokasi pameran.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Sejatinya event pameran karya Ikatan Perupa Gunungkidul (IPG) tersebut digelar setahun sekali. selain ratusan karya IPG, dipamerkan pula karya dari lima komunitas perupa dari Magelang, Klaten, Surakarta, Imogiri dan Pacitan.
“Ya memang kondisi seniman Gunungkidul masih belum menjadi perhatian masyarakat banyak. Faktor sosialisasi juga memang kurang gencar,” ucap panitia pameran karya IPG, Edy Padmo saat ditemui Harianjogja.com di lokasi pameran.
Pameran bertajuk Lur Nglilir, kata Padmo sengaja menjadi dijadikan tema besar dalam pameran lukisan tahun 2013 ini sebagai wujud ekspresi semangat IPG sebagai respon terhadap keadaan yang berkembang di Gunungkidul.
Gunungkidul merupakan wilayah yang oenuh dengan potensi alam yang luar biasa namun potensi tersebut belum diolah secara maksimal.
Lur Nglilir merupakan kata yang berarti sedulur atau saudara mari kita terjaga. Padmo memaparkan, dengan Lur Nglilir, berusaha mengajak, menggugah, semangat khususnya bagi perupa dan masyarakat Gunungkidul pada umumnya.
“Semoga aktifitas kreatif yang disajikan dalam ruang pameran mampu memberikan energi positif,” katanya.
Padmo juga menyampaikan nglilir kepada pemerintah yang cenderung kurang apresiatif terhadap kondisi seniman Gunungkidul. IPG berharap pemerintah melalui Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) memberikan ruang kepada para seniman Gunungkidul untuk mengembangkan kreatifitas seni sehingga bisa lebih bermasyarakat.
Sementara Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menyatakan, pameran seni rupa belum menjadi kebutuhan masyarakat. Namun dia yakin dengan seringnya event pameran dilakukan akan semakin bangkit.