Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Semarangpos.com, SEMARANG — Penolakan terhadap pembangunan dan operasional pabrik PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) bukan hanya ditunjukkan warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK). Penolakan juga ditunjukkan oleh salah seorang presenter, penyanyi, sekaligus aktris Melanie Subono.
Artis yang masih memiliki hubungan darah dengan Presiden Ketiga Indonesia, B.J. Habibie, itu bahkan ikut serta dalam demo atau unjuk rasa bersama massa JMPPK di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang, Selasa (17/1/2017). Melanie yang selama ini aktif sebagai anggota Sahabat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Sahabat Walhi) itu bahkan tak ragu turut berorasi menumpahkan aspirasinya atas pabrik semen di Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati tersebut.
Dalam orasinya, Melanie blak-blakan mengumbar kekecewaan terhadap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Penyanyi berusia 40 tahun itu sempat pula menyanyikan lagu Darah Juang demi membakar semangat warga eks Keresidenan Pati dan komunitas pencinta kelestarian lingkungan hidup yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi.
"Sebagai orang yang kenal dengan Pak Ganjar dan pernah bekerja sama, saya merasa kecewa. Anda banyak memainkan kata-kata dan berpikir kami ini tolol," ujar Melanie dalam orasinya.
Melanie menjelaskan Ganjar memang telah mencabut izin lingkungan pabrik semen di kawasan Pegunungan Kendeng, eks Keresidenan Pati, Jateng. Meski demikian, Ganjar meminta PT Semen Indonesia untuk memperbaiki prosedur perizinan amdal sehingga bisa melanjutkan proyek pembangunan pabrik milik perusahaan yang seperempat sahamnya milik Cemex Meksiko itu.
"Anda di sana [di kantor Gubernur Jateng] karena kami [rakyat]. Jadi Anda harus mendengarkan suara kami," tegas Melanie.
Terpisah, Ketua JMPPK, Gun Retno, menyebutkan seusai pernyataan Ganjar yang mencabut izin lingkungan pabrik semen, pihaknya tak serta merta percaya. JMPPK akan terus mengawal kasus itu, meski tidak lagi berdiam diri di depan Kantor Gubernur Jateng.
"Aksi kami tidak hanya terbatas di sini. Kami terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Tuntutan kami tetap sama. Pembangunan pabrik dan segala aktivitasnya di Pegunungan Kendeng dihentikan," ujar Gun Retno.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya