Harianjogja.com, JOGJA- Objek wisata di wilayah DIY perlu ditambah. Hal itu mendesak dilakukan agar wisatawan tidak bosan datang ke Jogja. Selain objek wisata, pembenahan infrastruktur seperti jalan dan bandara juga perlu dilakukan.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY), Deddy Pranawa Eryana mengatakan tingginya pembangunan hotel di wilayah DIY memaksa pemerintah daerah untuk menyediakan lokasi wisata tambahan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
"Jika penambahan kamar hotel di Jogja tinggi, maka perlu diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Kalau tidak, wisatawan bisa bosan datang ke Jogja," ujar Deddy kepada Harianjogja.com, beberapa waktu lalu.
Penambahan jumlah lokasi wisata, kataa Deddy, bertujuan pula untuk menarik minat wisatawan untuk kembali ke Jogja. Selain itu, tambah Deddy, akses penerbangan juga perlu diperbanyak. Termasuk realisasi kepastian pembangunan bandara baru dengan kapasitas yang memadai.
"Perlu ada perluasan akses penerbangan. Banyak maskapai dari Eropa dan Malaysia yang ingin menambah jam terbang. Tapi terkendala bandara," katanya.
Untuk itu, kata Deddy, wacana pembangunan bandara baru di Kulonprogo membutuhkan kepastian. Jika tidak, maka yang akan menjadi korban kebanyakan hotel-hotel melati yang dijalankan penduduk asli Jogja.
Sependapat dengan Deddy, General Manager Hotel Crystal Lotus Victor Manurung mengatakan meskipun Jogja menjadi destinasi wisata kedua setelah Bali, pemangku kebijakan juga perlu menambah objek wisata baru.
"Ini perlu dilakukan untuk membuang rasa jenuh. Objek wisata di Jogja sangat kurang, ini menyebabkan tamu boring," ujarnya.