Esposin, SLEMAN – Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang tekstil di Kabupaten Sleman bernama PT Primissima tidak memiliki modal untuk proses produksi sejak beberapa tahun lalu. Perusahaan pelat merah itu ditargetkan bisa beroperasi kembali pada Juli atau Agustus 2024 ini.
Direktur Utama PT Primissima, Usmansyah, mengatakan perusaahn mulai tidak memiliki modal kerja sejak beberapa tahun lalu. Modal ini sangat penting bagi perusahaan untuk membeli benang yang nantinya diproses menjadi kain. Selanjutnya produk kain untuk batik ini yang akan dijual oleh perusahaan.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
"Tapi karena enggak ada modal kerja, mesin yang ada kita gunakan untuk proses work order (WO). Jadi mengerjakan benangnya orang jadi kain, kainnya kita serahkan ke orang itu. Tapi kami hanya memperoleh ongkos WO saja ," ujarnya, Kamis (11/7/2024).
Sayangnya skema WO yang diterapkan belum mampu mengkaver biaya operasional perusahaan. Hal ini lantaran ongkos pembuatan benang jadi kain ini tak seberapa.
"Minimal saja gaji dan listrik enggak ketutup," ungkapnya.
Upaya PT. Primissima keluar dari krisis keuangan juga tak bisa dilakukan dengan mekanisme akses pinjaman bank. Pasalnya sejak 2001 seluruh aset PT. Primissima sudah menjadi jaminan di bank.
"Jadi kita enggak bisa dapat lagi, mau utang kemana pun enggak bisa karena semua asetnya diikat di sana," ungkapnya.
PT PPA mencoba melobi bank yang bersangkutan untuk memperoleh hak tanggungan tiga. Harapannya sebagian jatah jaminan bisa dipakai PT. PPA sebagai dasar memberikan dana talangan ke PT. Primissima.
Usman berharap sebelum tanggal 20 Juli ini dana talangan akan turun. Dengan demikian para karyawan yang dirumahkan harapannya bisa masuk kembali sebagian pada tanggal tersebut dan paling lambat masuk kembali pada 1 Agustus nanti.