Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sebuah pertunjukan kesenian wayang digelar di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Wonosari pada malam natal 24 Desember. Sedangkan di Gereja Santo Petrus Kanisius Baleharjo ada kekompakan memakai busana jawa.
Dengan lincah, tangan Ganes Risang Hasto Wiracongko memainkan wayang-wayangnya di GKJ Wonosai, Selasa malam (24/12/2013). Murid SMP Bopkri Wonosari itu menyuguhkan sebuah pertunjukan wayang bertajuk methuk miyosipun sang mesias (menjemput kelahiran Sang Mesias).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Ganes bertutur dan menceritakan kisah kelahiran Yesus Kristus. Layaknya dalang yang sudah memiliki jam terbang tinggi, Galang mampu memberikan pertunjukan yang meranik. Penonton pun dibikin terpukau oleh Ganes.
Salah satu jemaat GKJ Wonosari Basuki mengungkapkan, cerita wayang itu tak hanya sebatas menceritakan kelahiran Yesus Kristus. Namun ada pesan kesederhanaan yang tertuang di dalamnya.
Ketika Maria yang tengah mengandung Yesus Kristus dan Yusuf ingin pergi ke Bethlehem dari Nazareth untuk mengikuti cacah jiwa, mereka sudah kehabisan penginapan.
Lantaran kondisi Maria yang akan segera melahirkan akhirnya mereka menggunakan kandang domba dan di sanalah Yesus Kristus lahir. Maria, Yusuf dan Yesus merupakan keluarga kudus di Nazareth.
“Tuhan Yesus lahir di tempat paling hina. Hal itu melambangkan kesederhanaan. Hendaknya umatnya harus meniru kesederhanaan mereka. Jangan berlebihan ketika merayakan natal,” papar dia.