Madiunpos.com, PONOROGO – Ketua Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) Ponorogo, Haryuni menegaskan nasib guru honorer kian mengenaskan. Jika dibandingkan guru tetap, nasib mereka bak langit dan bumi. Apalagi sejak digulirkan tunjangan sertifikasi, jurang perbedaan itu kian menganga.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Inilah sepenggal surat “cinta” yang ditulis Haryuni penuh air mata. Surat cinta itu dibacakan bertepatan dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Sabtu (02/05/2015).
Kami terlantar oleh birokrasi
Karena kami tak punya koneksi
Kami tidak salah
Tenaga kami diperas
Mohon maaf, bukanya mencaci tapi itu fakta
Jangan hina tenaga honorer guru
Kami tidak mendidik bangsa penghisap darah
Kesejahteraan honorer yang rendah
Berpakaian saja kami asal tidak telanjang
Puisi tersebut, kata Haryuni, adalah curahan hati 1600 tenaga guru honorer di Kabupaten Ponorogo. Para pengajar honorer menuntut kesejahteraan nasib upah tenaga pengajar. (Rio Wicaksono/JIBI/Madiunpos.com)