by Novi Tyas Anggraini - Espos.id Jateng - Kamis, 25 Mei 2023 - 09:32 WIB
Esposin, DEMAK -- Nasi kropohan merupakan makanan tradisional di Kabupaten Demak. Nasi kropohan biasa disajikan saat acara hajatan atau tasyakuran yang berlangsung di lingkungan Kabupaten Demak.
Saat acara berlangsung, makanan inilah yang paling ditunggu. Bahkan konon katanya kuliner ini disebut-sebut sebagai hidden gem-nya ketika ada hajatan.
Kuliner ini terdiri dari sayur nangka, daging kerbau, kuah santan, dan tambahan cabai utuh. Sekilas mungkin terdengar seperti makanan tidak berkonsep, tapi justru inilah yang menjadi ciri khas nasi kropohan.
Istilah Kropohan sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti campuran. Nasi ini disajikan bersama dengan lauk yang campur-campur.
Sejak dulu, cara penyajiannya nasi kropohan cukup sederhana. Dengan sepiring nasi disajikan bersama semangkuk sup berisi daging kerbau dan labu putih.
Menariknya, penggunaan daging kerbau dalam makanan ini bukan tanpa sebab. Dikutip dari pariwisata.demakkab.go.id, daging kerbau dipilih karena adanya pantangan bagi masyarakat Kudus dan Demak untuk makan daging sapi pada jaman dahulu.
Dulu, olahan daging hanya diperbolehkan untuk konsumsi keluarga besar kerajaan. Namun, agar masyarakat biasa bisa ikut menikmati kemudian dibuatlah makanan dengan kulit kerbau yang dikroploh atau dicampur dengan waluh sayur waluh (labu putih) maupun gori (nangka muda) agar lebih banyak.
Bumbu yang digunakan pun masih sederhana, yaitu terdiri dari tumbar dan bawang saja. Pengolahan daging kerbau juga perlu waktu yang lebih lama agar teksturnya menjadi empuk dan mudah ditelan.
Labu putih yang menemani daging terasa segar di mulut dengan bumbu yang meresap. Adapun sayur gori yang menyatu lembut dengan kuah keruh santan gurih dan potongan cabai utuh yang melengkapi kenikmatan rasa nasi kropohan.
Di warung-warung yang menjual nasi kropohan ada juga yang menyediakan kecap, saus, sambal, dan jeruk nipis bagi yang ingin meracik dengan rasa yang berbeda.