Musim kemarau yang melanda tahun ini dapat dihadapi dengan tidak menanam padi.
Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko mengimbau petani untuk tidak menanam padi selama musim kemarau berlangsung karena ketersediaan air tidak mencukupi. Ia menyarankan petani agar menanam tanaman hortikulura dan palawija.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
"Kami sudah minta petani jangan memaksakan untuk menanam padi," kata Sasongko saat dihubungi, Selasa (11/8/2015)
Sasongko mengatakan di musim kemarau ini lebih cocok ditanami palawija dan tanaman holtikultura, karena tanaman itu tidak membutuhkan banyak air. Ia mengapresiasi sudah banyak petani yang menanam kacang-kacangan dan bawang merah, bahkan sudah panen.
Sasongko mengaku imbauannya tersebut terutama untuk petani di daerah Sleman dan Bantul karena jauh dari pusat pasokan air, serta Gunungkidul yang mayoritas masih mengandalkan air tadah hujan. Sementara sebagian wilayah di Kulonprogo masih bisa teraliri air dari sungai Progo, "Dan Agustus ini sudah mulai tanam benih," kata dia.
Dinas Pertanian juga telah menyiapkan bantuan pompa air untuk lokasi yang dekat dengan sumber air. Terkait program hujan buatan yang dicanangkan pemerintah pusat, Sasongko berharap program itu cepat terealisasi, karena sangat dibutuhkan oleh petani.
Selama musim kemarau ini Sasongko mengatakan memang telah terjadi pengurangan produksi padi karena gagal panen di spot-spot tertentu terutama daerah dataran tinggi. Namun pengurangan produksi itu tidak terlalu signifikan. Dia mengklaim pasokan beras DIY tidak akan terganggu karena masih banyak stok.
Kepala Sub Bagian Program dan Informasi, Dinas Pertanian DIY, Suharto menyebutkan, selama April-Juli jumlah tanaman padi yang gagal panen di DIY sebanyak 65 hektare. Jumlah terbanyak di Kulonprogo, disusul Sleman, kemudian Bantul dan Gunungkidul.
Menurut Suharto, gagal panen itu disebabkan karena petani tidak mematuhi imbauan pemerintah kabupaten di wilayah tersebut. "Padahal bupati dan penyuluh pertanian sudah memberikan imbauan agar tidak menanam padi karena tidak cukup air," kata Suharto.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan pemerintah Sleman untuk mengantisipasi gagal panen di musim kemarau ini, mengingat Sleman merupakan daerah lumbung padi untuk DIY. Sultan tidak menginginkan peristiwa gagal panen pada 2009 lalu kembali terulang. Saat itu kekeringan berdampak gagal panen sebanyak 300 hektare lahan pertanian.