by Redaksi - Espos.id Jogja - Rabu, 8 Februari 2012 - 17:27 WIB
ESPOS.ID - ilustrasi
BANTUL—Setelah menjalani perawat medis di RS Panembahan Senopati (RSPS) Bantul, korban penganiayaan yang ditemukan di areal persawahan Dusun Prayan, Srimulyo, Piyungan, Selasa (7/2) lalu, mulai bisa dimintai keterangan.
Namun, polisi belum berhasil mengorek keterangan lebih jauh seputar identitas laki-laki berusia sekitar 30 tahun itu. Pasalnya, laki-laki bertubuh gempal, berkulit sawo matang, dan berambut lurus pendek itu justru meracau ketika dicecar pertanyaan oleh sejumlah anggota Polsek Piyungan dan Polres Bantul.
“Korban sepertinya menderita gangguan jiwa,” kata Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Alaal Prasetya saat ditemui Harian Jogja di kantornya, Rabu (8/2) siang. Setiap pertanyaan yang diajukan penyidik, lanjut dia, dijawab korban dengan asal.
Alaal menambahkan, dugaan korban menderita gangguan jiwa kian menguat setelah pihaknya mendapat laporan hasil analisa tim medis yang menanganinya. “Pakaian yang dikenakan kumal. Kuku dan giginya juga rusak, tidak terawat,” ungkap Alaal.
Meski demikian, jajaran Polsek Piyungan terus melakukan pengembangan penyidikan guna mengungkap identitas pelaku maupun motif penganiayaan terhadap korban. “Kami masih mendalami keterangan sejumlah saksi serta hasil dari olah TKP penemuan korban,” jelas Kapolsek Piyungan, Kompol Nurgiyantoro.
Diberitakan Harian Jogja sebelumnya, pria tanpa identitas itu ditemukan terkapar di areal persawahan dengan tiga luka bekas sabetan senjata tajam di lehernya, Selasa (7/2) sekitar pukul 15.30 WIB. Meski sudah berada di lokasi lebih dari 10 jam sebelum ditemukan, korban masih sadar. Bahkan, masih sempat menyantap roti yang disodorkan warga sebelum dilarikan ke RSPS Bantul.(HARIAN JOGJA/Dinda Leo Listy)