Esposin, SEMARANG -- Sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dibuat bingung dengan fenomena kelangkaan minyak goreng merek Minyakita. Pasalnya, kelangkaan Minyakita di pasar tradisional dinilai berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di swalayan.
Seorang pedagang di Pasar Peterongan, Kecamatan Semarang Selatan, Jumiati, 42, mengungkapkan stok Minyakita di lapaknya sudah kosong sejak dua pekan lalu. Namun, ia menyebut berbeda dengan di swalayan atau pasar modern yang mudah ditemukan stok Minyakita.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Saya juga bingung, padahal kalau di swalayan, saya lihat masih ada. Tapi di pasar enggak ada sama sekali, kosong,” kata Jumiati kepada Esposin, Senin (6/2/2023).
Apalagi, lanjut Jumiati, harga Minyakita di swalayan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp14.000 per kemasan. Padahal bila dipasar, harganya menjadi Rp16.000 per kemasan.
“Harganya sebenarnya enggak naik. Lantaran barangnya sulit, suplier terkadang menaikkan harga. Makanya jatuhnya di pasar dan swalayan beda harga. Jadi kasihan pedagang pasar, Minyakita kan harusnya masuk pasar. Swalayan biar yang merek-merek tinggi,” sambungnya.
Hal senada disampaikan Sartini, 61. Pedagang di Pasar Peterongan ini juga mempertanyakan fenomena stok Minyakita selalu kosong di pasar, namun mudah ditemukan di swalayan.
“Iya, di toko [swalayan] banyak sekali. Tapi di pasar enggak ada sama sekali,” imbuh Sartini.
Berdasarkan pantauan Esposin di sejumlah swalayan, stok Minyakita di rak minyak terpantau kosong. Kekosongan stok Minyakita di swalayan baru terjadi beberapa hari terakhir.
“Minyakita kosong. Sudah dua hari ini kosong,” kata salah satu pegawai swalayan di Jalan Sriwijaya Semarang yang enggan disebutkan namanya.
Diberitakan sebelumnya, kalangan pedagang pasar tradisional mulai resah karena sulit mendapatkan minyak goreng subsidi kemasan, Minyakita. Bahkan, kesulitan yang mengarah ke kelangkaan itu sudah terjadi selama satu bulan terakhir.