Esposin, SLEMAN — Aktivitas erupsi Gunung Merapi dilaporkan kembali meningkat pada Rabu (9/3/2022) tengah malam.
Hingga Kamis (10/3/2022) pagi, tak kurang sebanyak 11 kali awan panas dengan jarak luncur maksimal 5 Km meluncur dari Merapi. Jarak ini terjauh sejak ditetapkan status Siaga pada November 2020 lalu.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan luncuran awan panas pertama teramati pukul 23.18 WIB. “Kemudian pukul 23.29 WIB, 23.38 WIB, 23.44 WIB, 23.53 WIB,” ujarnya, Kamis (10/3/2022) kepada Harian Jogja.
Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, 2 Desa di Klaten Hujan Abu
Sejumlah guguran awan panas ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 75 mm, durasi paling lama 570 detik dan jarak luncur maksimal 5 Km ke arah tenggara. Awan panas masih berlangsung pada Kamis (10/3) pukul 00.22 WIB, 01.00 WIB, 01.35 WIB, 01.59 WIB dan 02.07 WIB, ke arah yang sama.
Luncuran awan panas tersebut juga disertai guguran lava pijar sebanyak total sembilan kali dengan jarak luncur 1,8 Km ke arah yang sama.
Baca Juga: Kabar Duka, Mbah Panut Pengamat Gunung Merapi Pos Plawangan Meninggal
Kabid Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Bambang Kuntoro, menuturkan akibat tingginya aktivitas erupsi ini, ratusan warga di wilayah Kapanewon Cangkringan, Sleman, DIY sempat mengungsi.
Warga yang mengungsi ini dari Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul, Kalurahan Glagaharjo. “Ada sebanyak 38 lansia, 40 anak dan balita, satu ibu hamil dan 114 dewasa, total sebanyak 193 warga yang mengungsi. Mereka mengungsi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan,” ungkapnya.