Harianjogja.com JOGJA—Pascagejolak Merapi, Senin (22/7/2013) pagi, sejumlah gempa masih terus terjadi di gunung yang terletak di perbatasan DIY-Jateng tersebut. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) sebagai pihak yang berwenang menentukan status Merapi secara intensif terus melakukan pengawasan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Sampai sekitar pukul 14.00 WIB pantauan kita masih terjadi gempa. Namun untuk jumlahnya belum kita hitung karena masih ada di seismograf,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTK, Sri Sumarti kepada Harianjogja.com, Senin (22/7) petang.
Hingga petang BPPTK tetap mempertahankan status gunung tersebut pada Aktif Normal atau Level I. Namun pengawasan terus dilakukan dengan intensif.
Dia menjelaskan, embusan kuat Merapi pada Senin pagi dikarenakan adanya akumulasi kekuatan yang berlangsung cepat dan besar. Akumulasi energi itulah yang kemudian dilepaskan secara spontan oleh Merapi.
Menurutnya, apa yang tersebut masih dianggap wajar. Karakter Merapi setelah letusan 2010 memang berubah.
”Bukankah memang sekarang Merapi seperti itu. Sering mengelurakan asap karena adanya tekanan yang besar dari bawah,” ujarnya.