Esposin, SEMARANG — Kampung Sekayu di Kecamatan Semarang Tengah mungkin merupakan salah satu permukiman kuno yang paling seksi. Hal ini dikarenakan kampung tersebut kerap menjadi daya tarik investor untuk menanamkan modalyaa.
Sekadar informasi letak Kampung Sekayu cukup strategis karena berada di jantung Kota Semarang. Kampung kelahiran sastrawan legendaris NH Dini ini termasuk kawasan Segitiga Emas atau pusat bisnis dan perdagangan yang meliputi Jalan Pemuda, Jalan Gajahmada dan Jalan Pandanaran.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Jika menengok sejarah, Kampung Sekayu dulunya sebuah perkebunan jati. Kampung ini pernah dijadikan tempat mengepul kayu jati untuk pembangunan Masjid Agung Demak.
Dalam dua dekade terakhir, daerah yang termasuk kawasan segitiga emas ini banyak berdiri gedung-gedung baru pencakar langit. Kampung Sekayu pun dalam ancaman bayang-bayang peradaban modern.
Warga setempat, Risman, tak menampik sampai sekarang tak sedikit investor yang mengincar tanah atau rumah di Kampung Sekayu, Kota Semarang. Para investor bahkan berani membayar mahal tanah atau rumah di kampung itu yang akan dijual.
“Orang-orang berduit [investor] inginnya bedol Kampung Sekayu sekalian,” ucap lelaki yang akrab disapa Mbah Ris kepada Esposin, Rabu (10/7/2024).
Lahir dan besar di Kampung Sekayu, Mbah Ris mungkin salah satu saksi peradaban Kota Semarang dari masa ke masa. Dia masih ingat di depan Masjid Sekayu dulunya terdapat asmara polisi yang kini berubah menjadi Gedung Thamrin Square.
“Gedung GRIS dan Ngesti Pandowo sekarang berubah jadi Mall City Paragon. Seberangnya Bioskop Royal berganti jadi perhotelan,” kenangnya.
Miliaran
Warga Sekayu lainnya, Agung menuturkan rumahnya yang berada di belakang Mall City Paragon sempat ditawar Rp5 miliar. Namun ia tidak tergoda sama sekali dan memilih mempertahankan rumah warisan leluhur itu.Agung lantas mengenang pada tahun 2010 silam, permukiman warga satu RT di Kampung Sekayu dijual ke pihak investor. Permukiman itu pun diratakan dan kini dibangun Mall City Paragon. Meski demikian, pihak pemilik mal itu hingga kini masih mengincar lahan di sekitarnya untuk perluasan bisnis.
“Dinas PUPR pernah datang dan berdiskusi di kelurahan. Mereka mau beli semua tanah untuk dibangun apartemen yang nantinya ditempati warga. Tapi warga enggak mau,” sahutnya.
Tokoh Kampung Sekayu, Achmad Arief, membeberkan warga Sekayu yang menjual rumah hingga miliaran rupiah tak ada satu pun yang berhasil menjadi jutawan atau sukses. Untuk itu, ia pun meminta warga tidak mudah tergiur dengan iming-iming uang dari para investor untuk menjual rumah di Kampung Sekayu Semarang.
Menurut Achmad Arief, rumah adalah aset yang bisa diwariskan ke generasi mendatang. “Saya selalu mengupayakan warga untuk mengurus sertifikat [rumah]. Mending mempertahankan rumah sekecil apapun, saya yakin semua anggota keluarga masih bisa hidup,” tukasnya.