Sarimin, 60, salah satu mantan penderita TBC bisa tertawa lepas saat berbicara di depan orang banyak, termasuk sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Suaranya lantang meski usianya sudah tidak muda lagi.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Warga Desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan ini menceritakan bagaimana penderitaan yang dia alami selama 2011 lalu gara-gara menderita TBC. Dia harus mengasingkan diri dari istri dan kedua anaknya. Peralatan makan terpisah bahkan tempat tidur pun harus terpisah.
Sarimin akhirnya tidur di belakang rumah, di samping kandang kambing. “Sungguh menyakitkan. Tersiksa harus tidur dengan kambing selama setahun,” ucapnya, Senin (25/3/2014).
Dia positif TBC pada 2011 setelah tertular dari mertuanya karena sering mengantarkan berobat.
Awalnya, Sarimin sempat putus asa karena mendengar kabar penyakit yang menyerang paru-paru itu mematikan dan sulit diobati. Namun, berkat kegigihannya ingin sembuh, dia bisa keluar dari jeratan TBC pada September 2012. Kini Sarimin bisa tersenyum bahkan siap menjadi penyemangat para penderita TBC di Gunungkidul.
Mantan penderita TBC lainnya, Muji Rahayu, juga mengungkapkan betapa penyakit TBC sangat menyiksa. Dia terkena TBC pada 1994. Ibu dua anak ini bertahun-tahun menderita dan baru bisa sembuh pada 2004 setelah berobat terus menerus selama enam bulan.
Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Gunungkidul Eko Subiantoro mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan masih ada sekitar 464 penderita aktif TBC yang kemungkinan menular di Gunungkidul.
Penyakit TBC, menurut Eko, dapat menyerang siapa saja, anak-anak atau orang dewasa dengan tingkat penyebaran yang tinggi. “Satu penderita dapat menularkan [TBC] pada 10-15 orang per tahun,” kata Eko.
Gejala TBC antara lain rasa sakit pada dada dan sesak nafas, demam lebih dari sebulan, nafsu makan berkurang, batuk berdahak selama tiga pekan serta berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas. “Jika menemukan gejala tersebut agar segera memeriksakan diri ke rumah sakit,” tandas Eko. (hasanudin@harianjogja.com)