by Endro Guntoro Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 2 Oktober 2014 - 23:20 WIB
Terlihat dari Jalan Samas, bangunan pemerintah di Desa Sidomulyo itu terlihat kecil. Terdapat papan nama di depan bangunan mini, bertuliskan Puskesmas Bambanglipuro. Puskesmas itu sudah lama tidak tersentuh kebijakan pembangunan pemerintah.
Kondisi bangunan kecil tersebut kurang representatif lagi untuk pelayanan masyarakat. Puskesmas berdiri diatas lahan desa seluas 900 meter persegi. Cukup sempit untuk bisa menampung sekitar 200 pengunjung per hari, baik yang periksa kesehatan maupun rawat inap.
“Kalau datang pada Senin atau Kamis, bertepatan jadwal dokter spesialis, ada antrian panjang pasien sampai luar bangunan,” kata Kepala Desa Sidomulyo, Edi Murjito, di puskesmas, Rabu (1/10/2014).
Pada hari-hari tertentu, puskesmas kewalahan menangani banyaknya pasien yang datang untuk periksa kesehatan.
Puskesmas ini statusnya menumpang lahan tanah kas desa. Menurut Edi, masih sangat memungkinkan puskesmas direhab lebih representatif.
Kades mengaku sudah mengajukan proposal ke pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum awal tahun ini. Masih terdapat sisa lahan 470 meter persegi di samping bangunan sehingga memungkinkan adanya penataan ruang yang lebih mendukung.
Kepala Puskesmas Bambanglipuro Tarsisus Glory tidak menampik soal keterbatasan ruang bangunan puskesmas untuk pelayanan pasien.
Padahal, puskesmas tidak hanya melayani warga Bambanglipuro. Pasien juga datang dari Sanden dan Pandak karena lebih mudah menjangkau tempat ini.
“Meski kondisinya memprihatinkan, Puskesmas juga melayani rawat inap. Kami [Puskesmas] selalu maksimal menangani kebutuhan kesehatan masyarakat,” ungkap Glory, yang juga dokter Puskesmas Bambanglipuro.