Harian Jogja.com, KULONPROGO-Sejumlah kepala dusun (kadus) di wilayah pesisir Kulonprogo merasa menjadi tumbal rencana megaproyek yang digulirkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Para kadus menyampaikan aspirasi dalam audiensi dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo, Astungkoro, di Gedung Kaca Pemkab Kulonprogo, Kamis (26/9/2013).
Kepala Dusun Trisik, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Jaka Samudra, dalam audiensi memaparkan, selama ini dia menjadi kambing hitam dalam kaitan upaya memuluskan megaproyek pasir besi. Sayangnya, Pemkab seolah tutup mata terhadap kesulitan yang dihadapi para Kadus.
"Padahal Pemkab menjadikan kami sebagai ujung tombak ketika menyampaikan sosialisasi kepada warga. Tapi Pemkab tidak membantu sepenuhnya upaya sosialisasi itu," papar Jaka.
Para kadus di wilayah pesisir akhirnya menjadi tumbal. Warga sering menuding kadus sebagai antek Pemkab yang ingin turut memuluskan rencana megaproyek.
Kepala Dusun Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Solikin, juga melihat Pemkab kurang respek terhadap kesulitan kadus di wilayah pesisir. Menurutnya, banyak proyek-proyek di pesisir yang akhirnya justru menjadikan Kadus sebagai sasaran cibiran warga.
"Akhirnya Kadus kembali harus berhadapan dengan warga. Sama seperti ketika warga kami akan melakukan pembongkaran tambak, kami yang harus meredam situasi," papar Solikin.
Menanggapi keluhan itu, Asisten Sekda III, Triyono, berjanji akan lebih meningkatkan sosialisasi dengan kadus. Dia beralasan, sebelum rencana megaproyek benar-benar fix, sosialisasi masih dilakukan terbatas.
"Namun karena megaproyek pasir besi, bandara dan pelabuhan akan bergulir, kami akan intens dalam mendampingi kadus melakukan sosialisasi," ujar Triyono.