Esposin, SEMARANG – Pemandangan Simpang Lima Kota Semarang belakangan ini diwarnai dengan penampilan baru Masjid Raya Baiturrahman. Dipugar selama kurang lebih satu tahun, salah satu dari tiga masjid besar di Kota Semarang ini resmi berwajah baru sejak September kemarin.
Menurut Kepala Takmir Masjid Raya Baiturrahman, Multazam Ahmad, pemugaran ulang masjid yang terletak di sisi utara Lapangan Pancasila Simpang Lima itu sepenuhnya berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Sementara pelaksanaan pembangunan ditangan PT Waskita Karya dan PT Virama Karya selaku kontraktor pelaksana dan konsultan manajemen konstruksi.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
“Dari desain sampai pembiayaan semuanya dari Kementerian PUPR. Jadi kami selaku takmir merupakan pengelola masjid, sementara untuk pembangunan itu pemerintah,” jelas Multazam, Jumat (9/12/2022).
Mengutip laman regionalprov.go.id, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, memiliki kenangan cukup dalam dengan masjid yang berdiri di atas lahan seluas 11.000 meter persegi itu.
“Saya punya hubungan emosional dengan masjid ini. Kira-kira tahun 1992 saat saya menulis skripsi, penelitian saya itu di Kaligawe. Saya ingat betul, saya tidak punya saudara di Semarang, bingung mau nginep di mana. Akhirnya saya tidur di masjid ini,” katanya saat peletakan batu pertama pemugaran Masjid Raya Baiturrahman Semarang pada 2 September 2021 lalu.
Baca juga: Ini Beda Masjid Agung dengan Masjid Raya
Tak hanya itu, saat menjadi ketua panitia kegiatan di kampusnya, Ganjar juga pernah ke Semarang untuk mencari sponsor. Dan tempat yang digunakan untuk tidur adalah Masjid Baiturrahman.
“Waktu itu beberapa kali tidur di masjid ini. Nggolek sing ngirit [cari yang hemat]. Saya enggak tahu, apa dulu waktu tidur saya didoakan ya, hingga sekarang bisa seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Nyaman dan Modern
Pemugaran Masjid Raya Baiturrahman Semarang menelan biaya mencapai Rp92,58 miliar. Multazam mengaku konsep yang ditawarkan masjid ini adalah tempat beribadah yang nyaman dan modern.“Kalau anda perhatikan ada tanaman hias menjulur di sekeliling masjid itu adalah konsep yang banyak dipakai di Jakarta. Jadi ada kesan lebih hidup,” jelas Multazam menunjuk tanaman hias Lee Kuan Yew.
Baca juga: Masjid Baiturrahman Bagikan 2.000 Kantong Daging Hewan Kurban
Dilengkapi ratusan tempat berwudu dan toilet, masjid ini juga memiliki lahan parkir di basement dan halaman masjid. Tempat parkir itu mampu menampung kapasitas 120 mobil.
“Jadi ada dua titik parkir. Kurang lebih masing-masing bisa menampung 60 mobil. Kami tidak membatasi siapa pun yang mau parkir, namun tetap kami kenakan tarif retribusi,” katanya lagi.
Selain tanaman hijau, di halaman masjid juga terdapat kolam yang menambah kesan segar bagi tempat ibadah umat Islam di Kota Semarang yang dikenal terik saat siang hari. Menara yang berfungsi untuk menyuarakan kumandang azan juga diganti kulitnya, sehingga kini nampak baru dan mewah.
Takmir Masjid Raya Baiturrahman juga berusaha mengimbangi perkembangan jaman. Salah satunya adalah dengan menggelar kajian di trotoar.
Turun ke jalanan disebut Multazam lebih ampuh dibandingkan dengan menunggu kalangan muda mendatangi para ulama. Dakwah di trotoar ini, lanjut Multazam dilakukan para pendakwah sambil melakukan sesi tanya jawab.
“Biasanya konsultasi pernikahan, atau seluk beluk kehidupan anak muda, seputar itulah,” paparnya.