Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ketua Asosiasi Mebel Gunungkidul, Satiman menerangkan bahwa memang tidak sedikit pelaku UMKM yang bergerak di bidang mebel belum berani mengekspor sendiri produk mereka.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Jalan yang ada biasanya adalah, mereka memiliki kolega yang selanjutnya membeli produk milik pengusaha, dan menjualnya ke pasar luar daerah. Yang disayangkan lagi, masih banyak pelaku usaha yang menjual produk mentah.
"Kami bersama Bupati Gunungkidul yang lama sempat membahas bahwa nantinya akan ada kebijakan baru, sebelumnya proporsi Gunungkidul mengirim bahan mentah dan barang jadi itu adalah 70 persen banding 30 persen, ke depannya proporsi ini akan diubah menjadi sebaliknya," paparnya, baru-baru ini.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk meningkatkan harga jual produk Gunungkidul ke luar daerah. Pasalnya, produk Gunungkidul tidak kalah saing dengan produk luar Gunungkidul.
"Kami juga sedang dalam tahap membangun branding, produk mebel Gunungkidul akan kami buat dengan desain minimalis, agar berbeda dengan produk daerah lain yang menjual desain ukir. Jadi nanti ke depannya, baik di pasaran dalam negeri maupun luar negeri, kalau ada yang mencari meubel gaya minimalis, mereka langsung mencari meubel Gunungkidul," jelasnya.
Terkait proteksi, APMeg bersama Pemkab juga telah merencanakan upaya perlindungan terhadap produk mebel Gunungkidul. Ke depan, bagi setiap proyek pengadaan barang dalam bentuk mebel akan diupayakan menggunakan produk Gunungkidul.