Esposin, JOGJA — Kawasan Malioboro masih menjadi magnet wisata di Kota Jogja di malam Tahun Baru 2022. Ribuang pengunjung tumpah ruah di Malioboro sejak Jumat (31/12/2021) malam hingga Sabtu (1/1/2022) dini hari WIB.
Pengunjung berbondong-bondong datang ke Malioboro sejak Jumat sore. Menjelang pergantian tahun menuju 2022 sekitar pukul 00.00 WIB, pengunjung memadati Titik Nol KM. Lalu lintas sempat lumpuh total selama beberapa lama lantaran masyarakat memenuhi area jalan raya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (UPT PKCB) Jogja, Ekwanto, perkiraan ada 10.000 orang yang berada di seluruh kawasan Malioboro. “Di hari biasa, sebelum pandemi Covid-19, [saat pergantian tahun baru] jumlah pengunjung sekitar 15.000. Ini hampir seperti waktu normal,” kata Ekwanto saat memantau di kawasan Malioboro, Jogja, Jumat malam.
Baca Juga: Parangtritis Masih Jadi Favorit Wisatawan Habiskan Malam Tahun Baru
“[Jumlah pengunjung saat ini dibanding dengan] liburan Natal sebelumnya masih lebih sedikit sekarang. [Di ujung-ujung Malioboro memang] kelihatan padat, tapi di tengah agak longgar,” kata Heroe.
Kepadatan ini cukup mengkhawatirkan sekaligus juga perkembangan baik. Khawatir karena kerumunan ini terjadi di masa pandemi. Namun padatnya wisatawan yang kebanyakan dari luar Jogja juga menggerakkan perekonomian. Banyak hotel yang penuh oleh penginap.
Baca Juga: Pantau Sleman saat Malam Tahun Baru, Bupati Kustini Kendarai Motor
Menjelang malam pergantian tahun, terpantau beberapa kali kembang api menyala. Namun itu berasal dari individu-induvidu dengan jumlah kembang api yang sedikit. Pemerintah Kota Jogja melalui kemantren mengantisipasi pesta kembang api dengan melarang penjualannya.
“Dari setiap kemantren sudah kami minta untuk di wilayahnya tidak ada yang berjualan kembang api, dan itu sudah bergerak. Kalau tetap masih ada yang menjual, mungkin itu simpanan lama. Akan kami tertibkan kembang api, meski kalau nyari susah. Karena kami bisanya menghentikan yang jual, tapi kalau [perorangan] yang bawa kami tidak tahu,” katanya.