Harian Jogja.com, JOGJA—Pasca terjadinya perusakan di makam Kyai Ageng Prawiro Purbo di Semaki, Umbulharjo, keamanan di sejumlah makam bersejarah di Kota Jogja, ditingkatkan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Mantri Juru Kunci Makam Raja-raja Mataram Kotagede, Pujo Hastono, mengatakan jauh sebelum ada perusakan di makam cucu Sultan HB VI itu, peningkatan keamanan telah dilakukan.
Ia mengatakan, keamanan yang diperketat yakni di bagian sendang. Sebab, kerap ketika malam banyak pasangan pria dan wanita berseliweran masuk ke komplek sendang. Sendang itu lokasinya agak tersembunyi.
Kendati sebelum pengunjung memasuki area sendang melintasi tempat juru kunci berjaga beserta abdi dalem Keraton lainnya, rasa waswas itu tetap menghantui. “Kalau kejadian mesum belum pernah. Tapi pagi harinya, kerap ada laporan kehilangan dompet,” kata Pujo saat ditemui Harian Jogja.com, Kamis (19/9/2013).
Lantas sekitar setengah tahun lalu, pengamanan dilakukan dengan mengunci pintu masuk sendang setelah matahari terbenam. Mereka yang hendak memasuki lokasi itu pada malam hari harus izin juru kunci.
Selain mandi, pengunjung biasanya juga bersembayang. “Ziarah itu prinsipnya tetap mendoakan leluhur. Bukan menyembah nisan,” katanya.
Untuk memasuki lokasi pemakaman para raja menurutnya harus seizin pihak Keraton. Kewaspadaan perusakan menurutnya tidak terlalu meresahkan para juru kunci. Alasannya, selain dijaga oleh enam abdi dalem setiap malam, banyak pemuda yang berjaga di luar komplek makam.
Diberitakan sebelumnya, sekelompok orang tak dikenal yang mengenakan cadar merusak makam cucu Sri Sultan HB VI, Kyai Ageng Prawiro Purbo, Senin (16/9/2013) malam.
Massa mendatangi makam yang berlokasi di Jalan Kusumanegara, tepatnya di Dusun Taunan, Kelurahan Semaki, Kecamatan Umbulharjo, sekitar pukul 22.30 WIB.