Esposin, SEMARANG -- Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah (IDI Jateng) mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan investigasi dugaan perundungan atau bullying yang terjadi di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
"Dukungan kami agar masalah ini bisa terselesaikan dengan baik," ujar Ketua IDI Jateng, Telogo Wismo Agung Durmanto, Kamis (15/8/2024).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Dugaan kasus perundungan di PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Undip mencuat setelah mahasiwi Prodi Anestesi FK Undip, AR, meninggal dunia akibat bunuh diri pada Selasa (12/8/2024). AR ditemukan meninggal dunia di indekosnya yang terletak di Jalan Lempongsari, Kota Semarang.
Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Pelayanan Kesehatan melalui surat Nomor TK.02.02/D/44137/2024 telah memerintahkan penghentian sementara Program Studi Anastesi Undip Semarang di RSUP Kariadi Semarang.
Dalam surat tersebut dijelaskan alasan penghentian sementara akibat dugaan perundungan yang memicu bunuh diri salah seorang mahasiswi program studi tersebut berinisial AR.
Penghentian sementara itu berkaitan dengan investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan atas peristiwa tersebut.
Menurut Telogo, terdapat potensi peristiwa semacam itu terjadi kembali di kemudian hari. "Jangan sampai ada lagi peserta PPDS yang meninggal karena kelelahan atau sakit," katanya.
Ia sendiri mengakui adanya tambahan informasi di luar jam kuliah yang penting untuk diketahui oleh dokter peserta pendidikan spesialisasi itu. "Kalau ada kasus menarik, bisa jadi diundang untuk tambahan ilmu. Namun bukan merupakan tambahan jam kerja," katanya.
Catatan Redaksi:
Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Bila Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.