Longsor Bantul, sebelumnya warga sudah melaporkan retakan itu ke Pemkab Bantul, namun hingga saat ini belum ada respons.
Harianjogja.com, BANTUL—Talut kawasan RT 043 Dusun Metes, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Selasa (7/4/2015) sekitar pukul 14.30 WIB, ambrol. Sebelumnya, talut lain di dusun yang sama juga jebol, dan hingga saat ini belum ada upaya perbaikan.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Kepala Dusun Metes, Sutiman, ketika ditemui di lokasi menjelaskan, talud yang ambrol berada di sisi selatan jembatan jalan alternatif Pajangan-Sedayu, dengan panjang titik ambrol mencapai 14 meter. Akibat longsor yang terjadi, badan jalan tergerus sekitar dua meter, dan hanya menyisakan lebar jalan sekitar empat meter.
Sutiman menjelaskan, tanda-tanda ambrolnya talud itu sudah tercium sejak 2011 lalu. Ketika itu, ia mengetahui tanah di sisi utara titik jebolan sudah retak. Keretakan itu sendiri, menurutnya selain disebabkan gerusan air Sungai Kalisat, juga lantaran truk bertonase besar kerap melewati jalur tersebut.
"Padahal jalan ini merupakan jalur alternatif," ucapnya, Rabu (8/4/2015).
Dia sebenarnya sudah melaporkan keretakan itu ke Pemkab Bantul. Akan tetapi hingga saat ini belum ada respons. Melihat adanya potensi longsor susulan, warga akhirnya berinisiatif menutup jalur tersebut untuk mobil. Akibatnya masyarakat yang ingin menuju Sedayu harus memutar hingga sejauh lima kilometer.
Menurut Sutiman, setahun sebelumnya tebing setinggi tujuh meter di RT 48 lebih dulu ambrol dan mengancam permukiman warga. Meski demikian, hingga saat ini tebing itu belum diperbaiki. Kondisi semakin mengkhawatirkan karena saat hujan turun, titik longsoran sepanjang 25 meter itu semakin meluas.
Dihubungi terpisah, Kabid Jalan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Bantul, Budi Sarjono, menjelaskan titik ambrol di kawasan Dusun Metes tidak masuk dalam rencana perbaikan yang telah dianggarkannya untuk 2015.
Tahun ini, DPU Bantul menganggarkan dana Rp30 miliar untuk perbaikan 20 ruas jalan se-Bantul dengan total panjang mencapai 18,5 km.
Padahal, kenyataannya, kondisi jalan di Bantul hampir rata-rata berada di tanah yang labil. Dengan begitu, potensi kerusakan jalan tentu akan terus bertambah. Terlebih, tiap tahunnya DPU rata-rata menganggarkan perbaikan jalan mencapai 30 km.
"Total panjang 18,5 km itu adalah yang kami anggarkan di 2015. Selebihnya kami akan survei lagi," ucap Budi di kantornya, Rabu.