by Ridha Rosliana - Espos.id Regional - Kamis, 9 Februari 2023 - 01:00 WIB
Esposin, MADIUN -- Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Di Indonesia banyak terdapat berbagai jenis lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam. Salah satunya lemabag dengan konsep pondok pesantren.
Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan warisan para ulama terdahulu. Berbeda dengan sistem pendidikan modern berupa sekolah, pondok pesantren umumnya memiliki sistem pembelajaran sendiri. Pondok pesantren dipimpin oleh seorang kiai. Para santri atau murid biasanya tinggal di asrama atau pondok.
Jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai ribuan, bahkan ratusan ribu. Salah satu provinsi yang paling banyak memiliki pondok pesantren adalah Jawa Timur.
Di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa ini terdapat pondok pesantren yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun. Berikut ini lima pondok pesantren tertua di Jawa Timur:
Di provinsi paling ujung timur Pulau Jawa ini terdapat pondok pesantren yang usianya puluhan bahkan ratusan tahun. Berikut ini lima pondok pesantren tertua di Jawa Timur:
Dilansir dari repo.uinsatu.ac.id, Kiai Ali Imran diperintahkan oleh Kiai Salimin Awwal untuk mencari tempat yang angker untuk dijadikan sebuah pondok pesantren. Lalu Kiai Ali Imran pun melakukan tirakat dengan berpuasa pada hari itu juga.
Setelah menemukan tempat angker yang dipenuhi pohon-pohon di daerah yang kini bernama Mojosari. Kiai Ali Imran pun bertirakat dan menebang semua pohon. Akhirnya tepat pada tahun 1720 Masehi beliau membangun Pesantren Mojosari, Loceret, Nganjuk. Pada tahun ini, pondok pesantren ini berusia 313 tahun.
Pondok Pesantren Cangaan ini menyimpan banyak sejarah salah satunya adalah jejak Syaikhona Kholil. Dilansir dari opop.regionalprov.go.id, Syaikhona Kholil memiliki sejarah keberkahan yang masih bisa dirasakan secara rill hingga saat ini. Pada tahun ini, Pondok Pesantren Cangaan berusia 313 tahun.
Mbah Sayid Sulaiman membabat tanah Sidogiri yang saat itu berupa hutan belantara. Beliau adalah cucu dari Sunan Gunung Jati, Mbah Sayid Sulaiman kemudian dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Sidogiri yang berlokasi di Sidogiri, Kecamatan Kraton, Pasuruan. Pada tahun ini, pondok pesantren ini berusia 278 tahun.
Untuk diketahui cikal bakal keberadaan Pesantren ini pada tahun 1747 dirintis oleh Kiai Qomaruddin setelah menetap dan mengajar ilmu dengan nama awal Pesantren Sampurnan.
Setelah Kiai Qomaruddin wafat pada tahun 1757, pesantren Qomaruddin diteruskan oleh Nyai Hafshoh (Istri Kiai Qomaruddin). Pada tahun 1801, putra Kiai Qomaruddin, KH. Harun melanjutkan perjuangan orang tuanya untuk mengembangkan ilmu agama di Bungah.
Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama hampir 90 tahun. Lalu Pondok Gading diteruskan oleh anak beliau yakni K.H. Abdul Majid. Pada masa dibina oleh K.H Moh. Yahya (generasi ketiga, suami dari anak angkat K.H. Abdul Majid) Pondok Pesantren Gading berubah nama menjadi Pondok Pesantren Miftahul Huda.