Esposin, SEMARANG - Kota Lama Semarang masih menjadi destinasi wisata favorit di Kota Semarang saat libur sekolah. Bahkan, destinasi wisata yang banyak berisikan bangunan cagar budaya itu menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pantauan Esposin, Jumat (5/7/2024), sejak pukul 09.00 WIB, area Kota Lama Semarang sudah mulai dipadati pengunjung. Bahkan tak sedikit wisatawan mancanegara yang turut menjelajah bangunan peninggalan Belanda.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho, mengatakan para pegiat pariwisata mulai dari pengelola wisata, perhotelan hingga restoran sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan wisatawan di liburan sekolah.
Tak dipungkiri Kota Lama Semarang masih jadi destinasi favorit yang ramai dikunjungi wisatawan. Dari pagi sampai malam kawasan wisata yang dijuluki Little Nedherland itu tak pernah sepi dari wisatawan.
“Yang favorit dan primadona masih Kota Lama. Karena kawasan ini merupakan kearifan lokal atau heritage culture,” ucap lelaki yang akrab disapa Wing tersebut.
Wing mengaku senang wisata Kota Lama Semarang mulai dikenal masyarakat se-Indonesia. Tapi yang kemudian menjadi pekerjaan rumah (PR) bagaimana mengedukasi masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan.
“Yang jadi PR kami sekarang bagaimana mengeduksi wisatawan untuk care dengan lingkungan yang jadi objek kunjungannya,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang wisatawan asal Banjarmasin, Hasana, 53, sengaja berlibur ke Kota Lama untuk melihat bangun-bangunan bersejarah.
Hasan sebetulnya hendak mengantar putrinya kuliah di Yogyakarta. Namun keluarganya meminta untuk berkunjung sebentar ke Kota Lama Semarang.
“Sampai Semarang tadi malam. Paginya langsung ke sini lihat-lihat bangunan peninggalan Belanda,” ungkapnya.
Mereka berlima tidak pernah melewatkan untuk mendokumentasikan setiap sudut Kota Lama Semarang.
Diakui Hasan setelah melihat bangunan-bangunan tua berarsitektur khas Eropa. Membuat dia jadi teringat masa-masa kelam yang pernah dialami Indonesia.
“Jadi ingat atau terbayang masa-masa penjajahan kalau melihat bangunan seperti ini. Di Banjarmasin bangunan Belanda dulu itu ada. Sekarang udah nggak ada,” pungkasnya.