Semarangpos.com, KENDAL – Tradisi syawalan dengan memperingati hari meninggalnya K.H. Asyarai di Astana Kuntul Melayang, Desa Protowetan, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) selalu digelar setiap tahunnya, sepekan setalah Hari Idulfitri. Pada syawalan Lebaran 2017 ini, Bupati Kendal Mirna Annisa turut hadir dalam acara pembukaan syawalan di lokasi tersebut.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Melalui halaman Facebooknya, Jumat (30/6/2017), orang nomor satu di Kabupaten Kendal itu menjelaskan bahwa tradisi syawalan di Astana Kuntul Melayang itu digelar untuk memperingati wafatnya K.H. Asyara, orang yang dikenal sebagai penyebar ajaran Islam di kawasan Kendal. "Di situs Astana Kuntul Melayang, kami membuka pekan syawalan yang diadakan 7 hari setelah Idulfitri. Ini merupakan budaya kesalehan masyarakat untuk memperingati wafatnya ulama besar K.H. Asyari/Kyai Guru atas jasa beliau menyebarkan agama Islam di Kabupaten Kendal," tulis sang bupati.
Dalam penjelasannya melalui halaman Facebooknya tersebut, bupati yang akrab disapa Mbak Nok itu juga mengunggah foto dirinya saat mengikuti kegiatan pembukaan Syawalan pada Lebaran 2017 ini di Astana Kuntul Melayang. Dari foto yang diunggah, terlihat Bupati Mirna membaur dengan beberapa orang di sekelilingnya.
Kunjungan Mirna Annis ke Astana Kuntul Melayang itu mendapatkan apresiasi dari publik pengguna Internet (netizen). Bahkan ada yang merasa senang karena sang bupati sempat membagikan sejumlah uang kepada anak-anak yang hadir dalam acara tersebut.
"Gitu dong Bu ziarah para wali biar ingat jangan korupsi. Ingat mati. Jos Bu Mirna. Ooo ya," tulis pengguna akun Facebook Zaenudin Mas.
"Ya bu, sebelumnya banyak terima kasih semalam anak kami ziarah ke tempat Kyai Guru dan ketemu ibu dikasih duik 20.000. Semoga berkah," ungkap pengguna akun Facebook Zaenudin Mas.
Masih melalui halaman Facebooknya, bupati Kendal tersebut menambahkan hari perayaan syawalan adalah hari yang sangat istimewa bagi masyarakat setempat meski Lebaran 2017 kali ini sudah berlalu. "Kesibukan masyarakat yang merayakan Lebaran boleh berlalu. Namun, tradisi Syawalan yang datang setiap tujuh hari setelah hari raya Idulfitri masih menjadi hari yang istimewa bagi masyarakat Kaliwungu," ungkap Mirna. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semrangpos.com)
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya