by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 28 Juli 2014 - 10:25 WIB
Harianregional.com, BANTUL-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsudin berpesan kepada jamaah salat Idul Fitri untuk menjalin kembali silaturahmi dan persatuan sebagai perwujudan jiwa kebangsaan. Menurut dia, kesatuan merupakan hal penting yang patut kembali dibangun usai Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.
"Harus diakui, bahwa Pilpres tahun ini yang menampilkan dua pasang calon, telah membawa pembelahan bangsa kepada dua kubu, dengan pilihannya masing-masing," tutur Din Syamsudin, pada khotbah salat Idul Fitri di Lapangan Oro-oro, Bantul, Senin (28/7/2014).
Din menerangkan pembelahan ini meliputi seluruh elemen masyarakat, politisi, purnawirawan tentara, seniman, budayawan, hingga agamawan. Karena itu politik yang ditampilkan bersifat mengeyahkan lawan dan boleh jadi menimbulkan luka-luka. Maka Idul Fitri merupakan saat yang tepat untuk kembali menjadi satu.
"Jangan sampai perpecahan terjadi karena perbedaan pilihan. Siapapun pemenangnya dalam kompetisi Pilpres yang telah ditetapkan. Harus didukung sebagai hasil maksimal dari berlajar demokrasi. Karena pada dasarnya, presiden merupakan pemimpin yang telah dipilih oleh Allah SWT," jelas Din, yang juga menjabat ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah itu, di hadapan ribuan jamaah yang hadir.
Kekuasaan dalam perspektif Islam, lanjutnya, terdapat takdir Illahi. Kekuasaan berasal dan bersumber dari Allah. Yang memberikan kekuasaan atas yang dikehendakiNya dan tidak memberikan kekuasaan kepada yang tidak dikehendakinya.
Dalam kesempatan ini, Din juga menyatakan bahwa khotbah Idul Fitri tahun ini merupakan khotbah terakhir darinya, sebagai Ketua Umum Muhammadiyah.
"Saya berusaha berkotbah keliling dan kebetulan hari ini juga harus menghadiri syawalan di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta maka disempatkan menghadiri sholat Idul Fitri di Oro-Oro atau padang pasir ini dan umatnya sangat banyak meski cuaca tadi sempat mendung dan hujan rintik," tandasnya.