Lalu lintas Jogja untuk rekayasa Jl AM Sangaji dibahas paling akhir.
Harianjogja.com, JOGJA-Rencana rekayasa lalu lintas arus searah di Jalan AM Sangaji sengaja dibahas paling akhir. Pasalnya, perubahan arus lalu lintas di kawasan tersebut dinilai paling rawan konflik sosial.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Jogja) GM Yulianto mengatakan tingkat kejenuhan lalu lintas di Jalan AM Sangaji cukup tinggi. Terbukti, selalu terjadi kemacetan pada jam sibuk, seperti berangkat dan pulang kerja.
"Tetapi kami tidak ingin terburu-buru menetapkan rekayasa lalu lintas searah di daerah itu, jangan sampai kebijakan yang kami buat justru kontra produktif," terangnya kepada Harianjogja.com, Minggu (5/7/2015).
Menurutnya, perlu melakukan kajian mendalam terkait rencana tersebut mengingat banyak pelaku usaha di kawasan Jalan AM Sangaji. Kondisi ini, kata Yulianto, berbeda dengan rencana serupa di Jalan Prawirotaman dan Tirtodipuran. Diungkapkannya, pelaku usaha di kawasan tersebut sudah setuju dengan penerapan jalur searah dari barat ke timur. Bahkan, rencana tersebut dianggap memberi kenyamanan untuk wisatawan asing yang kerap berjalan kaki. Disebutkannya, rencana pengkajian manajemen rekayasa lalu lintas searah di Jalan Prawirotaman dan Tirtodipuran dilakukan pada triwulan ketiga.
Sebelumnya, Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Jogja Windarto menguraikan ruas Jalan Prawirotaman, Tirtodipuran, dan Kemasan, Mondorakan sedang dikaji untuk penerapan manajemen lalu lintas satu arah. Manajemen tersebut juga diterapkan di Lempuyangan yang akan dibuat searah ke timur.
"Tetapi masih kami koordinasikan dengan PT KAI," imbuhnya. Kendati demikian, kata Windarto, apabila parkir di tepi jalan Lempuyangan dialihkan maka ada kemungkinan rencana tersebut batal. Kejenuhan di areal tersebut, ungkapnya, karena bahu jalan digunakan untuk parkir kendaraan.