Harianjogja.com, JOGJA-Penerapan Kurikulum 2013 masih banyak persoalan. Meski sekolah-sekolah rintisan mengaku siap, namun beragam kesulitan kini mulai mereka rasakan.
Di SMPN 15 Jogja, misalnya, kekurangan buku ajar yang menjadi pegangan para siswa mencapai 72 eksemplar. Padahal, dari 357 siswa sebanyak 114 siswa KMS (kartu menuju sejahtera) bersekolah di sana.
"Kami hanya mendapatkan 285 eksemplar untuk masing-masing mata pelajaran. Adapun buku PAI (pendidikan agama islam) hanya 265 eksemplar saja. Jadi kekurangannya banyak," ujar Kepala SMPN 15 Sardiyanto kepada Harian Jogja di kantornya, Kamis (18/7/2013).
Akibatnya, lanjut Sardiyanto, pembagian buku ajar tidak merata. Ada satu siswa yang menerima masing-masing buku ajar, namun tidak sedikit satu buku dibagikan untuk dua siswa.
"Ya akhirnya dibagi begitu. Satu buku ajar untuk dua siswa, gantian. Siap nggak siap kami harus siap menerapkan kurikulum ini," ujarnya.