Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kulonprogo Agus Langgeng Basuki mengatakan, Bantul boleh saja mengklaim apa pun terkait rencana megaproyek bandara. Apalagi, hingga kini realisasi megaproyek masih belum jelas seiring belum ada kejelasan pemrakarsa.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Namun dia mengingatkan, dari sisi teknis Kulonprogo adalah daerah yang paling siap. Di kabupaten itu sudah tersedia ruang untuk pembangunan bandara, studi kelayakan juga menunjukkan bahwa Kulonprogo paling layak untuk lokasi bandara.
"Jadi kalau misalnya Bantul mengklaim siap ini itu, tidak masalah. Secara teknis Kulonprogo tetap paling siap. Tapi kami tidak menutup mata bahwa terkait kemungkinan bandara pindah ke daerah lain," kata Langgeng, Minggu (13/1/2013).
Dia mengatakan, persoalan harga tanah memang bisa menjadi ganjalan bagi kabupaten paling barat DIY ini. Aspek teknis dan ekonomis bisa jadi tidak layak jika harga tanah tidak terkendali. Pemkab, lanjut dia, selalu menginformasikan kepada masyarakat jika ada spekulan yang masuk.
Menurut dia, untuk mengidentifikasi pemilik tanah di lokasi calon bandara tidak terlalu sulit sebab pemkab memiliki data akurat mulai luasan tanah hingga nama pemiliknya. Data yang dimiliki pemkab cukup lengkap, didukung data pencitraan melalui satelit.
Namun data itu belum akan digunakan karena pemkab belum memiliki dokumen masterplan sehingga belum ditahui secara pasti area mana saja yang akan terkena dampak dan berapa keluarga yang harus direlokasi. Setelah semuanya jelas barulah data itu akan dioptimalkan.