Harianjogja.com, SLEMAN-- Kecamatan Depok, Sleman menjadi salah satu sasaran utama dalam upaya pembersihan peredaran narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) karena rentannya wilayah ini menjadi sarang narkoba.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Keberadaan sejumlah indekos, sekolah, dan perguruan tinggi menjadi salah satu faktor menyebabkan tingginya penyalahgunaan zat adiktif ini di Sleman, khususnya Kecamatan Depok. Suharyono, Kepala Seksi Pencegahan BNNP DIY mengatakan, sejumlah upaya pencegahan sudah dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi dan elemen masyarakat. "Secara umum, Sleman menjadi wilayah yang paling rawan di DIY karena keragamannya [banyaknya indekos, perguruan tinggi dan lainnya]," kata Suharyono Minggu (10/1/2017).
Sementara wilayah Kulonprogo dan Gunungkidul memiliki kerentanan tersendiri karena kondisi geografisnya. Dua wilayah ini lebih sedikit pendatang, namun potensinya juga tetap ada karena terus terjadi perkembangan wilayah terutama daerah perbatasan.
"Daerah wisata dan pantai itu juga kerap jadi peluang," ujarnya. Secara umum lanjutnya, Indonesia memang rentan penyalahgunaan narkoba dari segi kondisi demografi dan geografisnya. Pil koplo atau jenis psikotropika saat ini menjadi salah satu narkoba yang paling sering digunakan karena mudah didapatkan.
Selain itu, harganya juga relatif lebih murah dibandingkan narkoba jenis lainnya. Suharyono mengatakan, kalangan pelajar atau mahasiswa biasanya menggunakan narkoba berawal dari coba-coba karena penawaran dari rekannya. Penggunaannya kemudian berlanjut karena ketagihan sehingga mulai mencari sendiri.