Kanalsemarang.com, SEMARANG - Partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) di daerah belum tentu sesolid seperti di pusat, kata pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
"Peluang solidnya parpol dalam KMP di daerah memang besar. Akan tetapi, kondisi di daerah kan berbeda-beda, kepentingannya berbeda, dan suasananya juga berbeda," katanya seperti dikutip Antara, Senin (6/10/2014).
Ia menjelaskan peta politik di pusat tidak berkorelasi langsung dengan perpolitikan yang ada di daerah sehingga soliditas elite di tingkat pusat bisa saja tidak terjadi untuk elite-elite di daerah.
Meskipun sudah ada kesepakatan di tingkat elite pusat atas soliditas KMP, atau koalisi lainnya, kata dia, tidak ada jaminan dan tidak otomatis terjadi kondisi yang sama di tingkat daerah.
Berkaitan dengan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang yang akan digelar 2015, ia mengatakan soliditas KMP di tingkat pusat juga tidak lantas membuat parpol-parpol KMP di daerah tetap solid.
"Baik itu pemilihannya [Pilwakot Semarang 2015] dilakukan secara langsung atau dipilih DPRD. Sangat dimungkinkan ada satu-dua anggota KMP yang keluar boks koalisi karena tidak sepaham," katanya.
Pengajar FISIP Undip itu menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi soliditas koalisi di daerah, salah satunya figur kepala daerah yang diusung, baik lewat pilkada langsung maupun lewat DPRD.
Kalau figur calon kepala daerah yang diusung bisa mempersatukan maka koalisi parpol tetap solid, kata dia, namun jika figurnya dinilai ada yang tidak setuju maka ada potensi parpol yang membelot.
Oleh karena itu, kata dia, faktor figur yang diusung sebagai calon kepala daerah sangat memengaruhi peta kekuatan politik di daerah sehingga harus mengusung figur yang mempersatukan kalau mau solid.