Klithih Bantul dianggap telah meresahkan
Harianjogja.com, BANTUL-Aksi klithih di Bantul masih jadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Bahkan Bupati akan turun langsung ke lapangan, untuk memberikan pembinaan dan sosialisasi langsung kepada orang tua.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Bupati Bantul Suharsono menuturkan, ia menilai perlu untuk turun langsung karena klithih sudah sangat meresahkan dan banyak melibatkan pelajar.
Ia mengatakan, belum lama ini pihaknya berkoordinasi dengan Kapolda DIY, untuk merencanakan penerapan langkah tersebut. Menurut dia, karakter siswa merupakan tanggungjawab bersama. Hanya saja, selama ini aksi klithih yang dilakukan para pelajar kebanyakan masih menjadi beban Kepsek atau guru.
"Sebenarnya bukan hanya pihak sekolah saja yang bertanggungjawab atas tindak kenakalan siswa, tapi juga orangtua, pendidikan paling penting berada di lingkup keluarga, kenakalan remaja bisa jadi karena orang tua terlalu memanjakan anaknya," kata dia, usai melantik 113 Kepala Sekolah, Rabu (8/3/2017).
Ia meminta agar para kepsek lebih aktif dalam mengawasi para pelajar di sekolahnya. Dalam pandangannya, kepsek merupakan lokomotif perubahan pendidikan di lingkungan sekolah. Kepsek harus menguasai lima kompetensi, yaitu kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Totok Sudarto menjelaskan, dinas sudah rutin melakukan pendekatan langsung ke sekolah untuk mencegah klithih.
Pendekatan dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan wali murid. Langkah itu menjadi upaya Disdikpora untuk mengajak orangtua siswa pro aktif, agar mereka tak acuh dengan tumbuh kembang anak. Karena persoalan kenakalan remaja juga menjadi tanggung jawab orang tua.
Pasalnya, kawasan yang dilakukan pihak sekolah terbatas, selebihnya siswa tersebut berada dalam pengawasan orangtua orangtua dan lingkungan sekitar.