Semarangpos.com, SEMARANG – Seorang bocah di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menjadi sorotan publik dunia maya (netizen) dengan kisah tragisnya. Bocah itu mengaku disuruh orang tuanya berdagang koran dari pagi sampai larut malam.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kisah tragis bocah yang dieksploitasi ortu-nya sendiri itu mencuat di media sosial (medsos) setelah diungkapkan pengguna akun Facebook Panji Dwi di dinding grup Facebook Media Informasi Kota Semarang, Minggu (28/1/2018). Panji Dwi mengaku bertemu dengan bocah itu di kawasan sekitar Tugu Muda, Sabtu (27/1/2018) malam.
Ia menjelaskan bocah tersebut menghampiri dirinya dalam keadaan basah kuyup lantaran kehujanan. Saat ditanyai, bocah itu mengaku disuruh berdagang koran oleh orang tuanya dari pagi sampai larut malam.
"Aku dikongkon wong tuoku dodolan koran neng abang ijo tugu muda seko isuk nganti bengi mas, jare wong tuoku neg koran wes entek arep dipetok jam 12 bengi [Saya disuruh orang tua saya berdagang koran di lampu lalu lintas Tugu Muda dari pagi sampai malam. Jika korannya sudah habis terjual, saya akan dijemput pukul 00.00 WIB]," ungkap si bocah seperti dikutip pengguna akun Facebook Panji Dwi.
Sontak kiriman mengenai kisah tragis yang juga menunjukkan kemiskinan di ibu kota Jateng itu dibanjiri komentar netizen member grup Facebook MIK Semar. Banyak yang merasa iba dan berharap pihak terkait segera turun tangan, namun tak sedikit juga yang mengungkapkan kemarahan mereka terhadap orang tua si bocah lantaran dianggap telah melakukan eksploitasi anak.
"Ya Allah kasihan anak itu," ungkap pengguna akun Facebook Leka Mintarsih.
“Sudah selayaknya ini komisi perlindungan anak Semarang turun tangan. Tampilkan pesonamu," tulis pengguna akun Facebook Ozy van Joesa.
"Orang tua yang pikirannya kuwalik [terbalik]. Pengin disenengke [dibahagiakan] anak. Banyak ortu yang modelnya kayak begitu," tulis pengguna akun Facebook Dhany Ardityaningtyas.
Banyak netizen berharap kisah tragis yang menampilkan eksploitasi anak di Semarang itu menjadi viral di medsos sehingga pihak terkait segera turun tangan. Hingga Senin (29/1/2018) petang, kirman kisah tragis yang juga menunjukkan potret kemiskinan di ibu kota Jateng itu sudah dibanjiri lebih dari 700 komentar dan sudah dibagikan lebih dari 300 kali. (Ginanjar Saputra/JIBI/Semarangpos.com)
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya