regional
Langganan

Kisah Misteri Pintu Penangkal Petir Alias Lawang Bledeg di Demak - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chelin Indra Sushmita Yesaya Wisnu  - Espos.id Jateng  -  Jumat, 18 Februari 2022 - 12:36 WIB

ESPOS.ID - Masjid Agung Demak Jawa Tengah. (Wisatajateng.com)

Esposin, DEMAK — Masjid Agung Demak merupakan situs bersejarah peninggalan Wali Songo, penyebar agama Islam di tanah Jawa. Salah satu bagian dari masjid ini adalah pintu penangkal petir yang dikenal dengan sebutan Lawang Bledeg.

Pintu ini terbuat dari kayu jati dengan ornamen ukiran cantik bergambar dua kepala naga. Konon, ukiran di pintu ini adalah gambar petir yang ditangkap Ki Ageng Selo.

Advertisement

Dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (18/2/2022), Ki Ageng Selo diceritakan memiliki kesaktian menangkap petir. Kesaktiannya dipercaya sebagai mitos bahwa tidak ada petir di Demak.

Baca juga: Benarkah Tidak Ada Petir di Demak? Begini Faktanya

Dulu, pintu dari kayu jati buatan Ki Ageng Selo itu diyakini sebagai penangkal petir. Itulah sebabnya pintu ini diberi nama Lawang Bledeg yang bermakna pintu petir.

Advertisement

Pintu itu didominasi warna merah yang dilengkapi berbagai ornamen. Pintu ini juga termasuk sebagai prasasti Condro Sengkolo yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani.

Awalnya, Lawang Bledeg ini dipakai sebagai pintu Masjid Agung Demak. Kini, keberadaan pintu penangkal petir ini bisa dinikmati di Museum Masjid Agung Demak.

Baca juga: Asal Usul Lawang Bledeg di Masjid Demak, Penangkal Petir?

Makna Lawang Bledeg

Berdasarkan pantauan Esposin di kanal Youtube, Kamis (17/2/2022), berdasarkan filosofi orang Jawa, lukisan pada Lawang Bledeg itu memiliki makna mendalam. Pertama, relief mahkota menggambarkan orang-orang pemerintahan, baik itu, raja, ratu atau sultan yang melakukan kegiatan di Masjid Agung Demak.
Advertisement

Kedua, gambar relief naga atau ardawalika diartikan bahwa mitologi Jawa mengakui keberadaan ular naga yang berada pada alam. Tepatnya di lapisan tanah paling bawah yang dikenal dengan sebutan saptapratala. Ardawalika ini memiliki tugas untuk menyangga dan menajga kestabilan dunia agar tidak goncang.

Baca juga: Legenda Ki Ageng Selo Grobogan, Sakti Bisa Menangkap Petir

Ketiga, ada relief berupa lung atau stilasi menggambarkan kemakmuran. Lalu yang keempat, ada relief berbentuk jamban bunga menggambarkan keharuman. Dalam hal ini, raja, ratu atau pemegang kekuasaan harus dapat mengharumkan nama negara/kerajaan yang dipimpin. Relief kelima berupa tumpal yang berarti kecerdasan dimana dalam filosfi ini bermakna tugas para pemegang kekuasaan untuk mencerdaskan bangsa yang dia pimpin.

Secara keseluruhan, makna ukiran berupa relief naga dengan mahkota di Lawang Bledeg adalah penggambaran para pemegang kekuasaan yang bertugas sebagai pemegang keseimbangan di atas muka bumi yang diinterpretasikan dalam bentuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia yang ada di bumi, khususnya pada wilayah kekuasaannya.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif