Esposin, SEMARANG — Pasangan suami-istri di Kota Semarang yakni Pohan dan Silvie punya hobi unik, yakni mengoleksi surat kabar lama yang sudah tidak terbit atau koran kuno. Bahkan tak jarang mereka mengupayakan segala cara demi mendapatkan satu buah koran yang dianggap langka.
Kepada Esposin, Pohan mengakui perlu dedikasi untuk merawat barang kuno seperti koran lawas. Musuh yang dia ditakuti satu-satunya dalam menjaga koran-koran kuno cuma bencana banjir.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
“Paling penting [koran kuno] disimpan di tempat kering seperti lemari. Sekelilingnya dikasih cengkeh dan lada hitam untuk mencegah serangga masuk atau dimakan rayap,” ucap Pohan saat ditemui di acara pameran Pers dalam Lorong Waktu dan Penyelamatan Arsip di Rumah Pohan, Kota Lama Semarang, Sabtu (10/8/2024).
Ada sekitar puluhan koleksi koran kuno milik Pohan yang dipajang dalam pameran yang berlangsung mulai 8-22 Agustus 2024. Dia mengatakan butuh waktu cukup lama mengumpulkan koleksi koran kuno tersebut.
Dia tertarik mengoleksi koran-koran kuno berawal ketika menjadi penjual perangko. Namun karena tergerus zaman, Pohan mulai membidik barang-barang kuno lainnya seperti buku, koran dan proyektor film.
Hobi barunya mengumpulkan buku hingga koran didukung sang istri, Selvie. Sang istri jugalah yang membantu Pohan menyiapkan tempat untuk merawat barang-barang yang dikumpulkan.
Demi memenuhi hasrat mengoleksi buku atau koran kuno, tak jarang Pohan sampai berkorban dengan merogoh kocek yang cukup besar untuk mendapat barang incarannya. “Iya, saya beli dan sering tukar dengan teman yang sama-sama kolektor. Kadang saya sedikit berkorban misalnya tukar koran dengan sebuah barang,” ungkapnya.
Dilaksanakannya pameran koran-koran kuno itu diharapkan Pohan mampu jadi media edukasi terhadap anak muda. Terutama perihal perkembangan surat kabar dari masa ke masa.
Dia melanjutkan awal mula surat kabar menyampaikan sebuah informasi tidak semudah sekarang. Di pameran tersebut dia juga turut menayangkan sebuah rekaman video yang menampilkan sebuah perusahaan media dalam memproduksi surat kabar sebelum tercipta berbagai macam teknologi.
“Supaya anak-anak generasi sekarang tahu perkembangan surat kabar memproduksi sebuah berita. Mulai dari media cetak dan munculnya televisi,” tukasnya.