by Imam Yuda Saputra - Espos.id Jateng - Senin, 3 Oktober 2022 - 12:45 WIB
Esposin, SEMARANG -- Tembalang merupakan nama salah satu wilayah atau Kecamatan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang cukup ramai karena banyak berdiri kampus perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Berikut asal usul nama Tembalang yang tak terlepas dari kisah perjalanan Raden Pandan Arang atau Pandanaran I yang dikenal sebagai pendiri sekaligus Bupati pertama Semarang.
Memiliki luas sekitar 39,47 km persegi, Tembalang menjadi salah satu daerah yang paling ramai di Kota Semarang. Hal ini tak terlepas dari keberadaan berbagai kampus perguruan tinggi swasta maupun negeri di wilayah tersebut seperti Universitas Diponegoro (Undip), Politeknik Negeri Semarang (Polines), Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang (Poltekesmar), hingga Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
Kendati demikian, tak banyak yang tahu tentang asal usul Tembalang, yang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di Kota Semarang ini. Asal usul atau awal berdirinya Tembalang ini sering dikaitk-kaitkan dengan kisah atau legenda Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran I.
Diolah dari berbagai sumber, Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran I merupakan merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di daerah Semarang. Ada berbagai versi tentang asal usul Ki Ageng Pandan Arang.
Ada yang menyebut dirinya merupakan putra dari Panembahan Sabrang Lor atau yang dikenal juga sebagai Adipati Unus, raja kedua Kerajaan Demak. Namun ada juga yang menyebut Ki Ageng Pandan Arang adalah seorang saudagar asal Timur Tengah yang diizinkan berdagang dan menyebarkan agama Islam oleh Sultan Demak di wilayah Semarang.
Baca juga: Misteri Makam di SMP 38, Petilasan Ki Ageng Pandan Arang Saat Dirikan Semarang
Kendati demikian, Ki Ageng Pandan Arang dikenal sebagai sosok yang mendirikan Semarang. Bahkan, ia dikenal sebagai sosok yang menamai Semarang dari kata pohon asem yang jarang-jarang atau asem arang.
Di tengah kunjungan itu, Ki Ageng Pandan Arang bertemu dengan warga desa yang mengeluh tentang aliran mata air atau Tuk Sanga yang sangat deras. Aliran air Tuk Sanga atau sembilan mata air ini memang baik karena memenuhi kebutuhan air masyarakat desa itu.
Baca juga: Misteri Makam Mbah Jalak di Sigar Bencah Semarang
Kendati demikian, aliran air yang berlebih berpotensi membuat desa itu terendam air atau kebanjiran. Warga desa itu pun telah berupaya membendung derasnya aliran Tuk Songo. Meski demikian, berbagai upaya yang dilakukan gagal karena mata air itu kembali mengalir dengan deras dan membuat genangan mirip danau.
Mengetahui hal itu, Ki Ageng Pandan Arang pun berupaya membantu warga dengan menambal aliran air dari Tuk Songo. Ia menggelar salat di lokasi tersebut bersama para pengikutnya. Keesokan hari, Tuk Songo itu mampu ditambal dan hanya menyisakan satu mata air atau tuk. Satu mata air ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air bagi warganya.
Setelah itu, Ki Ageng Pandan Arang atau Pandanaran I menamai wilayah tersebut dengan nama Tembalang, yang berasal dari kata tambal ilang atau tambal dan hilang.
Demikianlah, kisah ata legenda dari asal usul nama Tembalang di Semarang. Cerita ini memang hanya sebatas legenda yang ada secara turun temurun. Kendati demikian, cerita ini memberikan pesan moral bahwa sesuatu yang berlebih tidaklah baik. Air yang memiliki segudang manfaat, jika berlebihan juga mampu menyebabkan musibah atau malapetaka.