Sebelum menjadi JPJ, Darmanto adalah seorang buruh lepas harian. Dia bekerja berkelompok menerima panggilan perbaikan rel kereta api yang mengalami kerusakan. Katanya, kala itu gajinya tidak seberapa. Darmanto bertahan selama tiga tahun.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Setelah itu dia mendapatkan tawaran sebagai penjaga palang pintu perlintasan kereta api. Pekerjaan ini dia tekuni selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 2011, tepatnya bulan Juni Darmanto mendapatkan SK menjadi salah satu JPJ di stasiun Tugu.
Rejeki ini amat berarti baginya, karena sejak kecil Darmanto bercita-cita menjadi seorang pegawai yang punya gaji tetap. Saat ini, ia menjadi Petugas Penilik Jalan di PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) VI.
“Dahulu saya seorang penakut, meskipun anak laki-laki saya tidak berani ditinggal sendirian dirumah. Namun karena didorong oleh rasa tanggungjawab dari tugas saya ini, sekarang saya jadi berani," katanya, kepada Harianjogja.com.
Berbagai pengalaman telah ia lewati, mulai berjalan tengah malam, melewati kuburan angker, menghadapi para banci sampai menemukan korban bunuh diri sudah jadi bagian dari tugasnya.
Pria kelahiran Sewon, Bantul ini menuturkan tidak perlu banyak persiapan untuk menjadi seorang pemberani. "Cukup satu, hadapi dengan dasar tanggungjawab, maka rasa takut itu akan kalah dengan sendirinya," pungkasnya.