by Arif Wahyudi Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 25 November 2013 - 13:15 WIB
Harianregional.com, KULONPROGO-Kunjungan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Gita Wirjawan ke Kulonprogo, Sabtu (23/11/2013) hanya berlangsung singkat. Padahal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY sudah menyiapkan banyak hal untuk dipaparkan kepada menteri.
Gita batal mendatangi lokasi plan project pabrik pig iron PT Jogja Magasa Iron (JMI) di Karangwuni. Dia juga batal meninjau keadaan Pasar Seni Sentolo. Satu-satunya yang dia kunjungi hanyalah Pasar Percontohan Sentolo, itu pun hanya 15 menit.
Ketua Hipmi DIY, Lilik Syaiful Ahmad mengungkapkan, ada banyak hal yang akan dia ungkapkan karena tiga megaproyek di Kulonprogo, yakni bandara, pelabuhan dan penambangan pasir besi sangat berkaitan dengan perdagangan nasional."Harapannya kalau sebuah daerah dikunjungi orang pusat atau menteri dan sebagainya akan lebih baik, jadi perhatian terhadap Kulonprogo akan bisa lebih dan Hipmi siap membantu memaparkan program," tandasnya.
Gita Wirjawan saat berada di Pasar Percontohan Sentolo mengaku membatalkan dua agenda di Kulonprogo karena waktunya sudah mepet. Secara mendadak dia harus kembali ke Jakarta karena Sabtu (23/11/2013) sore ada pertemuan penting di tingkat kementerian.
"Ini waktunya sudah mepet sekali. Sehabis dari pasar ini saya langsung ke bandara untuk menuju Jakarta karena acara di sana sangat mendesak pula dan lebih penting," terang Gita.
Sebelum di Pasar Sentolo, Gita menyempatkan diri bersantap siang bersama jajaran Pemkab Kulonprogo di Rumah Makan Bu Hartin, Wates. Di sana dia menerima sebuah program dari Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mengenai peluncuran beras lokal bernama Melati Menoreh yang diharapkan bisa menunjang program swasembada beras di Kota Binangun. Setelah itu, dia langsung menuju ke Pasar Percontohan Sentolo untuk memantau kelanjutan proses pembangunan pasar modern itu.