JOGJA—Ragam kerajinan yang berada di Kota Jogja sangat banyak jumlahnya. Variasinya juga bermacam-macam. Mulai dari tas, alas kaki dan aksesoris.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Salah satu kawasan perajin yang cukup terkenal di Jogja adalah Kampung Keparakan Kidul. Bertempat di Kecamatan Mergangsan, kampung ini terkenal dengan perajin berbagai macam barang seperti sandal, tas, serta aksesoris.
Menurut Sujadi, Ketua Koperasi Kerajian Keparakan Mandiri Sejahtera para perajin sudah ada di kampung ini sejak 1970. “Waktu itu hanya dua orang,” ungkapnya. Tahun demi tahun berlalu, kini di Keparakan Kidul sudah ada 42 orang yang memiliki usaha kerajinan.
Perputarang uang di industri kerajinan ini cukup pesat. Sujadi menyatakan dari 42 orang yang dibina oleh koperasi, total pendapatan per hari mencapai Rp40 juta. Berbagai macam kerajinan didistribusikan sebanyak 50% untuk lokal, yakni wilayah Malioboro, Prambanan, Borobudur dan tempat wisata lain. Sementara 40% lainnya didistribusikan ke seluruh Indonesia dan sisa 10% diekspor ke Jepang.
“Kami banyak sekali permintaan. Apalagi mendekati pameran, permintaan cukup besar,” ungkapnya. Menurut Sujadi, mereka biasanya mengambil bahan baku di Magetan, Surabaya, dan Tasikmalaya.
Berbicara soal kendala, terkadang harus berkompetisi dengan perajin daerah lain jika tidak ingin kehabisan stok.
Sujadi mengakui kerajinan di Keparakan Kidul berprospek baik menghasilkan uang. Selain disokong modal dari BPR, mereka juga mendapatkan bantuan dari Pemkot berupa hibah mesin jahit, mesin press, dan mesin potong yang bisa digunakan bersama.
Menurut salah seorang perajin sandal di Keparakan Kidul, Agus Supriyadi, dirinya bisa menjual rata-rata 300 pasang sandal per hari.
Ia mengaku tidak mengalami kesulitan produksi, promosi, distribusi, atau pun bahan baku. Namun Agus mengaku kecewa dengan kompetisi harga di antara pedagang. Padahal menurutnya, paguyuban telah menetapkan harga jual bersama.
“Tetapi masih saja ada yang tidak mengikuti peraturan dengan memasang harga di bawah yang seharusnya,” jelasnya.