Esposin, SURABAYA -- Sebanyak 19 dari 71 orang yang mengalami keracunan massal masih menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit di Kota Surabaya, Jawa Timur. Puluhan orang itu mengalami keracunan usai menyantap olahan daging kurban.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, mengatakan puluhan warga di wilayah Kalilom Lor Indah Gang Seruni II, RT 012/RW 010, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya mengalami keracunan massal seusai menyantap oalahan daging kurban pada Kamis (29/6/2023).
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Setelah kejadian itu, kata dia, tim kesehatan langsung bergerak cepat melakukan penanganan medis kepada puluhan warga tersebut.
"Dari hasil penyisiran data pasien oleh petugas puskesmas didampingi Dinkes Surabaya ke rumah-rumah warga pada Sabtu, [1/7/2023], dihimpun sebanyak 71 orang mengalami keracunan dan saat itu langsung dilakukan perawatan medis. Dari 71 pasien itu, 44 orang menjalani rawat inap dan 27 sisanya menjalani rawat jalan," kata Nanik, Selasa (4/7/2023).
Nanik menyampaikan setelah dilakukan perawatan, sejumlah pasien yang sudah dipastikan membaik oleh tim dokter langsung diperbolehkan pulang. Berdasarkan data dari Dinkes Surabaya per hari ini pukul 12.00 WIB, total pasien yang masih menjalani rawat inap saat ini tinggal 19 pasien.
"Sebanyak 19 pasien ini dirawat inap di Rumah Sakit Universitas Airlangga [Unair] 9 orang, di RSUD Dr. Moh. Soewandhie 4 orang, RS Mitra Kenjeran 4 orang, dan RSU Haji 2 pasien," kata dia yang dikutip dari Antara.
Sedangkan 27 pasien yang sejak awal menjalani rawat jalan, hingga saat ini sudah dinyatakan tidak ada keluhan dan sudah dinyatakan sembuh atau sehat.
Oleh karena itu, Nanik memastikan bahwa dari total 71 korban, kini tersisa 19 pasien yang masih dirawat jalan di sejumlah rumah sakit di Surabaya.
"Mereka terus mendapatkan perawatan intensif hingga saat ini. Namun, kondisinya sudah mulai membaik dan sudah banyak yang pulang," katanya.
Selain itu, Nanik juga memastikan bahwa pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil laboratorium dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya. Ia mengakui bahwa sudah mengirimkan sejumlah sampel kepada BBLK, mulai dari hasil olahan hingga muntahan korban dan dahaknya.
"Nah, untuk hasilnya masih kita tunggu dari BBLK," ucapnya.