Esposin, SEMARANG -- Musim kemarau yang tak kunjung usai di Jawa Tengah (Jateng) membikin hasil panen dua jenis tanaman hortikultura, yakni cabai besar dan bawang merah tak optimal. Hal itu disebabkan kondisi tanah yang kekurangan air.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Ani Mulyani, mengatakan panen cabai merah besar dan bawang merah kali ini mengalami penurunan hingga 40 persen. Hal ini dipengaruhi dari panasnya cuaca di musim kemarau yang berdampak pada pasokan air.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Yang jelas itu cabai di dataran tinggi sudah mulai kekurangan air. Biasanya bisa panen di atas 10 kali. Sekarang ini cuma sampai tujuh kali,” tutur Ani, Selasa (10/10/2023).
Ani menjelaskan tanaman cabai selama musim kemarau kondisinya menjadi kerdil. Sedangkan pada tanaman bawang merah yang akan dipanen petani di Brebes dalam kondisi diserang hama.
“Kalau cabai kecil-kecil. Panen cabai yang menurun informasinya di Magelang. Untuk bawang merah di daerah dataran rendah [seperti Brebes] sudah mulai kena air tetapi banyak serangan ulat,” jelasnya.
Berdasarkan catatan Distanbun Jateng, total panen bawang merah selama 2023 mencapai 374.237 ton atau mengalami penurunan ketimbang jumlah panen tahun 2022, yakni sebanyak 397.317 ton. Adapun luas lahan tanam bawang merah mencapai 34.389 hektare.
Sedangkan total panen cabai besar tahun 2023 sebanyak 174.366 ton dengan luasan lahan tanam mencapai 12.795 hektare. Kendati demikian, pihaknya memastikan realisasi produksi tanaman hortikultura di tahun ini tidak bisa mencapai target karena terdapat musim kemarau berkepanjangan.
“Yang jelas target kinerja kami tidak tercapai, kalau dilihat dari sasaran kemarin realisasimya hampir 90 persen,” katanya.