Esposin, SEMARANG – Musim kemarau yang kian panas dan membuat stok makanan berupa buah-buahan di hutan berkurang, membuat kawanan monyet ekor panjang di obyek wisata Goa Kreo Semarang, Jawa Tengah (Jateng), mulai merambah ke pemukiman penduduk.
Pengelola obyek wisata Goa Kreo mulai mendapat banyak laporan dari warga sekitar soal kawanan monyet yang masuk ke rumah-rumah warga.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kepala UPTD Goa Kreo Semarang, Anto Toto Winarto, membenarkan soal laporan tersebut. Kawanan monyet ekor panjang turun ke permukiman warga hingga ke daerah Mijen, Jatibarang, dan Kandri.
Kendati begitu, hal tersebut diklaim bukan karena stok makanan yang berkurang.
“Kalau stok makanan saya rasa di sini aman. Kami selalu menyediakan, ditambah wisatawan yang datang juga selalu memberi (makanan). Tapi mereka (monyet) memang daerah jelajahnya sampai ke Jatibarang, dari waduk (Jatibarang), larinya sampai TPA Jatibarang. Hidupnya berkelompok. Terus juga ada yang masuk ke Kampung Kandri, Sadeng,” terang Anto kepada Esposin, Rabu (16/8/2023).
Monyet-monyet yang masuk ke pemukiman tersebut, lanjut Anto, adalah kawanan monyet ekor panjang baru. Kelompok baru itu disebut selalu merasa lapar dan kekurangan makanan meskipun telah mendapat makan secara teratur.
“Nah kelompok (monyet) baru ini di sebelah sana (pinggiran waduk Jati Barang atau agak jauh dari wisata Goa Kreo). Mereka kasih makan apapun, buahan apapun, enggak pernah kenyang, selalu cari lagi, sampe ke rumah-rumah warga,” sambungnya.
Kendati kerap memasuki kampung, Anto menyampaikan jika warga sudah terbiasa dengan munculnya monyet ekor panjang. Sebab, perilaku monyet biasanya hanya berburu makanan tanpa mengganggu atau mencelakai warga.
“Tetapi warga sudah terbiasa. Mungkin karena cuaca yang sekarang sudah masuk kemarau, jadinya kekurangan makanan. Kalau mereka sudah melebar ya, kurang tahu apakah yang diambil buah atau hasil panen masyarakat di kebun. Terus ada info juga kalau ada monyet yang masuk ke kamar warga kampung sekitar Kreo,” jelasnya.
Untuk saat ini, Anto memperkirakan populasi monyet ekor panjang di Goa Kreo ada sekitar 700an ekor monyet ekor panjang.
Bahkan, monyet-monyet itu tak hanya berkembang di obyek wisata Goa Kreo namun juga sampai merambah ke pinggir-pinggir atau area sekitar Waduk Jati Barang.
“Perkembangannya sangat pesat. Makanya kawanan monyet di sini kalau mencari makanan terutama pas kemarau sampai ke daerah sekitarnya. Kalau yang di Goa Kreo perilakunya sudah terkendali. Warga banyak yang paham dan enggak panik,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, musim kemarau yang melanda Jateng, tak hanya menyebabkan kekeringan, namun juga bekurangnya pasokan makanan berupa buah-buahan di hutan.
Akibatnya, empat daerah di Jateng selama musim kemarau tahun ini mendapat serangan dari gerombolan monyet ekor panjang atau kera liar.
“Kami sudah terima laporan masing-masing korban. Cuma jumlah pastinya masih direkap. Ya, dari laporan ada yang bilang monyetnya turun ke desa, mengambil makanan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto.