Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Dari enam telaga yang ada di wilayah Tepus Gunungkidul, dua di antaranya sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian sementara empat telaga lainnya sudah mengering.
“Warga sudah tidak bisa mengambil air dari telaga-telaga itu. Malahan, warga mulai memanfaatkannya untuk lahan pertanian,” kata Kepala Desa Tepus, Broto Rijanto, baru-baru ini.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Menurut dia, debit air keempat telaga sudah habis. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan air, warga harus membeli dari truk tangki pengangkut air.
“Untungnya akhir-akhir ini hujan turun. Jadi, bisa menambah cadangan air milik warga, lewat bak-bak penampungan,” ungkap Broto.
Drop air yang dilakukan belum mampu mencukupi kebutuhan air seluruh warga karena penyaluran air hanya menggunakan satu truk tangki pengankut. Di wilayah Tepus padahal terdapat lima desa yang mengalami kekeringan.
“Salah satu alternatifnya, warga harus membeli air sendiri. Rata-rata warga membeli per tangkinya Rp100.000,” ucap Broto.