Kekeringan Gunungkidul ditindaklanjuti dengan penyaluran air bersih. Air sebanyak 5.000 liter langsung ludes
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Satu tangki yang berisi 5.000 liter air langsung habis dalam kegiatan dropping air bersih yang digelar Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Gunungkidul di Karangwuni, Rongkop, Kamis (6/8/2015).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Sesaat sebelum kegiatan, warga mulai antre di pinggir jalan untuk mendapatkan bantuan, sambil membawa ember dan jeriken. Setelah dianggap telah memenuhi kebutuhan perseorangan, air kemudian dialihkan pada bak umum yang ada di daerah setempat.
Dukuh Karangwuni, Musito mengungkapkan bahwa warga mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat musim kemarau, sejak tiga bulan terakhir.
Kekeringan membuat beberapa sumber air seperti telaga dan bak Penampungan Air Hujan (PAH) sudah kering. Untuk mencukupi kebutuhan air, warga harus menunggu bantuan. Jika tidak ada, maka penduduk harus membeli dengan harga sekitar Rp150.000 untuk setiap tanki yang berisi 5.000 liter air bersih.
Salah seorang warga Karangwuni, Tukiman mengatakan, sejak memasuki musim kemarau ia harus membeli air bersih seharga Rp160.000 per tangki.
"Padahal air itu hanya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sekitar dua pekan, setelah itu harus beli lagi, atau menunggu bantuan,” ujarnya.