Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sejak awal September, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul mulai disibukkan dengan kegiatan dropping air di sejumlah wilayah kecamatan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan permintaan yang terus meningkat.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Kepala Dinsosnakertrans Gunungkidul, Dwi Warna Wdi Nugraha mengatakan pelayanan dropping air sudah dimulai pada 1 September lalu. Namun permintaan mulai banyak dilakukan oleh pihak kecamatan pada 5-7 September.
“Sudah mulai bertambah terus permintaan air, dari hari ke hari terus meningkat dari wilayah kekeringan,” kata Dwi, Rabu (8/9/2016).
Dikatakannya, bahwa dibandingkan tahun lalu permintaan dropping air dari kecamatan menurun. Pada tahun sebelumnya agenda dropping air telah dilakukan pada awal bulan Juli, sedangkan untuk tahun ini harus mundur waktu dua bulan.
Dwi memperkirakan penyebabnya ialah tahun ini muncul istilah kemarau basah yang artinya hujan masih turun dibeberapa wilayah kecamatan. Sehingga agenda dropping air baru dilakukan bulan Sepetember.
Terkait mobil tangki air yang tersedia, ia mengatakan Dinsosnakertrans memiliki sekitar tujuh buah tangki yang tersebar di sejumlah wilayah di 18 kecamatan di Gunungkidul.
Dengan anggaran Pemkab untuk droping air sebesar Rp630 juta pun hanya mengampu sekitar delapan kecamatan saja. Hal tersebut dikarenakan beberapa kecamatan pun saat ini sudah memiliki mobil tangki air sendiri untuk memenuhi kebutuhan wilayah masing-masing dan anggaranpun dikelola oleh kecamatan.