Harianjogja.com, JOGJA—Kegiatan misi kebudayaan ke berbagai negara diprioritaskan untuk mengalihkan gagalnya proyek fisik yang dibiayai dana keistimewaan pada tahun ini. Misi itu di antaranya dilakukan ke Dublin (Irlandia), London (Inggris), serta Suriname.
Kepala Dinas Kebudayaan GBPH Yudhaningrat mengatakan, dalam misi kebudayaan ke Dublin dan London akan diberangkat sebanyak 27 pengrawit dan penari klasik dari Tepas Kridomardowo Kraton.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Mereka akan diberangkatkan pada 2-10 September didampingi Sri Sultan Hamengku Buwono X. “Ini menyesuaikan permintaan Dublin karena di sana banyak kelompok pengrawit, tapi sulit mendapatkan pengajar,” ujarnya.
Yudha mengatakan, selama kurang lebih delapan hari itu, mereka akan menggelar workshop. Dalam pelatihan tersebut, sekaligus dilakukan peresmian hibah seperangkat alat gamalen dari Pemda DIY yang diberikan pada tahun lalu.
Sesuai dengan standar harga barang dan jasa (SHBJ), ungkap adik HB X itu, pengrawit dan penari yang diberangkatkan itu diberikan honor. “Masing-masing Rp4 juta sampai Rp7 juta per orang,” katanya.
Sedangkan di Suriname, ia mengatakan, kegiatan menindaklanjuti kerja sama kesenian yang sudah terjalin. Dalam kegiatan itu tidak hanya diberangkatkan penggiat seni, tapi juga perajin dari Bantul.